Sukses

Pengusaha Ingin Bunga Pinjaman Perbankan Turun

Pasca turunnya bunga acuan Bank Indonesia, pengusaha berharap bunga kredit juga turun.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya. BI 7 Days Repo Rate turun jadi 5,5 persen.

Suku bunga deposit facility pun turun 25 bps menjadi 4,75 persen. Sementara lending facility juga turun 25 bps menjadi 6,25 persen.

Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan, mengharapkan penurunan suku bunga acuan BI juga diikuti dengan penurunan bunga pinjaman perbankan.

"Jangan hanya BI rate sudah sebagai pedoman, tapi suku bunga pinjaman harus disesuaikan menurut saya supaya kita lebih berdaya saing," kata dia, saat ditemui, di Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Menurut dia, penurunan suku bunga acuan BI memang belum berdampak pada penurunan suku bunga pinjaman. Pihaknya pun mendorong agar pihak perbankan ikut menurunkan suku bunga pinjaman.

"Ini sementara BI rate belum berdampak terhadap suku bunga pinjaman. Kita mendorong perbankan juga supaya suku bunga pinjaman bisa disesuaikan," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Pangkas Bunga Acuan Jadi 5,50 Persen

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 21-22 Agustus 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga turun sebesar 25 basis poin menjadi sebesar 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility turun 25 basis poin menjadi 6,25 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal, serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global.

"Strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi pasar uang sehingga memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif," jelas dia di Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian, termasuk pembiayaan ramah lingkungan. Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

 

3 dari 3 halaman

Bauran Kebijakan BI

Ke depan, Bank Indonesia akan melanjutkan bauran kebijakan yang akomodatif sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi, terjaganya stabilitas eksternal, dan perlunya terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.