Sukses

Indonesia Sulit Wujudkan Swasembada Energi

Peningkatan pasokan energi merupakan hal yang sudah lazim dijanjikan para calon pemimpin bangsa dalam kampanye pemilihan presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto berjanji untuk mewujudkan swasembada energi jika terpilih dalam pemilu nanti. Prabowo akan mencegah Indonesia menjadi importir minyak dan gas (migas).

Direktur Eksekutif RefoMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, janji swasembada energi tersebut wajar diucapkan setiap calon presiden. Namun memang, untuk mewujudkan hal tersebut sangat tidak mudah. Banyak hambatan yang harus dilalui.

"Untuk kondisi Indonesia saat ini dapat dipastikan tidak sederhana. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu kerja keras," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (15/1/2018).

Salah satu kendala utama untuk yang harus dipecahkan untuk mewujudkan ketahanan energi adalah keseri‎usan dari sisi politik. "Itu yang selama ini seringkali menjadi kendala utama‎," tuturnya.

Komaidi juga menilai peningkatan pasokan energi merupakan hal yang sudah lazim dijanjikan para calon pemimpin bangsa saat kampanye pemilihan presiden. "Saya kira hal tersebut bagian dari visi misi yang lazim disampaikan saat kampanye," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prabowo Sentil Swasembada Pangan, Energi hingga Air

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berencana melakukan reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara jika terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Hal Tersebut ia sampaikan saat menyampaikan pidato kebangsaan di JCC Senayan, Jakarta, Senin 14 Januari 2019.

Prabowo menjelaskan, reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara dilakukan untuk mengubah arah bangsa menuju ke arah yang benar. "Reorientasi untuk mengubah arah bangsa, dari arah yang tidak benar, ke arah yang benar," kata Prabowo pada Senin malam.

Reorientasi tersebut diterjemahkan dalam beberapa strategi. Salah satu strategi tersebut  adalah swasembada pangan. Dia mengatakan, Indonesia harus mampu mengatur swasembada pangan, sehingga rakyat bisa memproduksi pangannya sendiri. 

"Kita harus mampu untuk mengatur sehingga rakyat kita bisa produksi pangannya sendiri bisa makan dengan baik di seluruh nusantara. Tidak boleh ada yang kelaparan di Republik Indonesia yang kita cintai ini," tutur Prabowo.

Stategi lainnya adalah menggenjot swasembada energi atau bahan bakar. Indonesia, lanjut dia, harus menghadirkan swasembada energi. Terlebih, "Pemerintah sendiri telah memprediksi sebentar lagi kita akan impor jika tidak ada tindakan pencegahan sedini mungkin."

Selain itu, Prabowo juga mengungkapkan strategi swasembada air bersih. Prabowo mengutip data Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meramalkan Bumi akan krisis air pada 2025.

"Di nusantara saja juga sudah mengalami kesulitan air bersih. Di Sragen, 1 jam dari Solo, rakyat kesulitan air. Saya bilang, enggak usah kirim kaos, baliho, tolong kirim tanki-tanki air," kata Prabowo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.