Sukses

PLN Bebaskan Biaya Penyambungan Listrik ke Korban Gempa Lombok

PLN juga mengamankan pasokan listrik pada bangunan yang rusak untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (persero) memberikan penyambungan listrik gratis kepada masyarakat yang bangunannya hancur akibat gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). ‎Saat ini, pasokan listrik di wilayah tersebut sudah kembali normal.

General Manager PLN Wilayah NTB Rudi Purnomoloka mengaku langsung menerjunkan timnya usai terjadi gempa, dengan melakukan perbaikan infrastruktur kelistrikan agar pasokan listrik kembali normal.

Di sisi lain PLN juga mengamankan pasokan listrik pada bangunan yang rusak untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

‎"Sambungan rumah tangga yang rumahnya rusak kita putus kita gulung," kata Rudi, di Lombok, Rabu (12/9/2018).

Menurut Rudi, jika bangunan yang hancur sudah diperbaiki dan secara instalasi sudah aman untuk dialirkan listrik, maka PLN akan menyambung listrik kembali ke pelanggan tanpa dipungut biaya.‎

"Nanti saatnya rumah disambung kami sambung, kami sambung sampai meteran saja atau titik transaksi, kalau instalasi kita serahan ke pelanggan," tutur dia.

Rudi mengungkapkan, setelah mengalami gangguan akibat gempa, saat ini pasokan listrik Lombok sudah kembali normal.

Namun, untuk bangunan yang masih dalam kondisi hancur maka belum mendapat pasokan listrik demi keamanan.

"Saat ini 100 persen kelistrikan PLN semua gardu nyala. Yang belum nyala karena rumahnya hancur," dia menandaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasokan Listrik di Lombok Sudah Normal Pascagempa

PT PLN (Persero) menyatakan, saat ini pasokan listrik di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Lombok, sudah normal usai gempa yang terjadi di wilayah tersebut sejak awal Agustus 2018.

General Manager PLN Wilayah NTB, Rudi Purnomo Loka, mengatakan ‎gempa yang mengguncang wilayah Lombok sempat membuat pasokan listrik terganggu, seperti yang terjadi pada 5 Agustus 2018. Guncangan gempa Magnitudo 7 membuat infrastruktur kelistrikan rusak, sehingga beban puncak kelistrikan wilayah Lombok mengalami penurunan dari 220 Mega Watt (MW) menjadi 50 MW.

"Tanggal 5 Agustus paling parah, 75 persen listrik padam. Bayangkan 220 MW turun jadi 50 MW," kata Rudi, di Lombok, Rabu (12/9/2018).

Rudi menuturkan, dampak gempa terparah terjadi di Lombok Utara, sehingga PLN membutuhkan waktu seminggu untuk memperbaiki infrastruktur kelistrikan, agar pasokan listrik kembali normal.

Dalam memperbaiki pasokan, PLN NTB mendapat bantuan petugas PLN Jawa Timur sebanyak 76 orang dan Bali sebanyak 56 orang.

‎"Paling parah Lombok Utara. Kita butuh waktu recovery satu minggu. Jalur utamanya cepat kita tangani, tapi pinggirannya ada tiang patah, travo turun," tutur dia.

Rudi mengatakan, saat ini pasokan listrik di wilayah Lombok sudah normal sepenuhnya. Namun, demi menjaga keamanan, pasokan listrik di ‎bangunan yang hancur diputus sementara.

"Saat ini 100 persen kelistrikan PLN semua gardu nyala. Yang belum nyala karena rumahnya hancur," kata dia.

Rudi melanjutkan, dari beban puncak saat kondisi normal 220 MW‎, pascagempa beban puncak menurun menjadi 195 MW karena kerusakan bangunan pelanggan, sehingga pasokan listriknya dihentikan sementara.

‎"Kalau dari kelistrikan beban puncak 220 MW, sekarang masih 195 MW, ada penurunan 25 MW itu. Karena rumah yang hancur," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.