Sukses

Pariwisata dan Program Bantuan Tunai Jadi Kunci Bangkitkan Ekonomi Lombok

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, gempa Lombok turut berakibat pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, gempa Lombok turut berakibat pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Dia menyebutkan, berbagai instansi pemerintah pusat telah membuat perhitungan dan asesmen terhadap dampak bencana.

"Memang perkiraan kami, akibat gempa ini, pertumbuhan ekonomi Lombok akan melambat," ucap dia pada saat Rapat Tingkat Menteri di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (31/8/2018).

Selain itu, gempa bumi pun juga berpengaruh terhadap tingkat inflasi, kemiskinan hingga pengangguran di Lombok. Untuk mengatasi hal tersebut, Bambang menyatakan, tahap rekonsiliasi menjadi sangat penting.

Tak kalah pentingnya, ia menambahkan, pemerintah harus mempelopori terselenggaranya program padat karya tunai serta membangkitkan sektor pariwisata Lombok.

"Penting juga menjalankan program padat karya tunai. Kedua, dengan keterbatasan, kita akan bangkitkan kembali pariwisata. Jadi selain tahap pemulihan kegiatan ekonomi dan sosial juga dibutuhkan dan penting," tutur dia.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Lombok Bakal Stagnan

Selain itu, Bambang prediksi, pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat (NTB) usai bencana gempa berkelanjutan bakal tertahan di angka 0 persen.

Dia mengatakan, sejak tahun lalu ekonomi NTB cenderung tertahan akibat sektor pertambangan yang mengalami kontraksi.

"Sebenarnya pertumbuhan ekonomi NTB itu sudah melambat sejak 2017 gara-gara sektor pertambangannya mengalami kontraksi. Jadi sebenarnya lebih besar dampak dari kontraksi pertambangan ini dibanding dampak gempa," ungkap dia di Jakarta, Jumat 31 Agustus 2018.

Namun, dia menambahkan, bencana gempa juga turut membuat pertumbuhan ekonomi yang tadinya mungkin bisa positif menjadi cenderung tertahan sekitar 0 persen.

"Karena tahun lalu tumbuhnya kan cuman sekitar 0,11 persen. Mungkin pertumbuhannya tahun ini hanya di sekitar 0 persen," papar Bambang.

Adapun ia memperkirakan, sektor ekonomi di kawasan NTB baru dapat pulih kembali antara enam bulan sampai satu tahun ke depan.

"Ini beda kasusnya dengan (gempa) yang di Yogya dan Aceh. Perkiraan kita, mungkin antara enam bulan sampai setahun ekonominya baru mulai kembali pulih," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.