Sukses

Tekan Harga Mobil Listrik, Pengusaha Usul Kembangkan Industri Baterai

Pengusaha menanggapi positif upaya pemerintah menekan harga jual mobil listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha menanggapi positif upaya pemerintah menekan harga jual mobil listrik. Upaya yang diberikan pemerintah antara lain pemberian insentif fiskal dan pengurangan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM).

Meskipun demikian, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Yohannes Nangoi mengharapkan agar Kementerian Perindustrian juga fokus mendorong pengembangan bagian paling penting dari mobil listrik, yaitu baterai.

Dia yakin, jika baterai mobil bisa dihasilkan di dalam negeri, harga jual mobil listrik kepada masyarakatnya dapat menjadi lebih murah.

"Yang paling penting sebenarnya industri baterai. Kalau baterai bisa kita kuasai seperti kata Pak Menteri itu akan lebih baik," ujar dia ketika ditemui, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Ia juga mendukung upaya pemerintah dalam mendorong riset pembuatan baterai mobil listrik dengan bahan dasar yang dapat diambil dari dalam negeri yakni Nikel Kobalt.

"Kalau kita produksi mobil listrik tapi kalau bahan dasar (baterainya) lithium-ion sama saja kita cuma merakit di sini karena semua dasarnya dari luar negeri," ujar dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembangkan Kendaraan Listrik, 6 Kampus Dapat Mobil Contoh Buat Riset

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan riset komprehensif pengembangan mobil listrik dengan melibatkan 6 perguruan tinggi dalam negeri. Riset ini diharapkan dapat membantu pengembangan industri mobil listrik di Indonesia.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mendorong keterlibatan akademisi untuk pengembangan industri.

Dia mengatakan, untuk mendukung program ini, Toyota sebagai salah satu produsen mobil turut ambil bagian sebagai penyedia mobil yang bakal diteliti.

Nantinya, Toyota akan memberikan 3 mobil kepada setiap perguruan tinggi sebagai bahan penelitian.

"Masing-masing tiga mobil. Ada yang jenis hybrid, ada yang plug in hybrid, ada juga yang combustion engine," jelas dia di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Ketua Umum Partai Golkar ini pun mengatakan dalam rencana studi akan dilakukan selama tiga bulan. Riset diharapkan dapat memberikan masukan baik kepada pemerintah, dunia industri, maupun masyarakat luas terkait pengembangan mobil listrik di Indonesia.

"Setelah itu diharapkan akan ada preliminary result. Kita akan lihat bahwa apakah kendaraan ini bisa dikomersialkan di Indonesia," ujar dia.

Untuk diketahui, 6 Perguruan Tinggi yang terlibat antara lain, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Udayana.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.