Sukses

Menko Darmin: Pertemuan Trump-Kim Jong Un Berdampak Tak Langsung Bagi Ekonomi Global

Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyebut biaya penyelenggaraan pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un mencapai sekitar USD 20 juta, atau setara Rp 278 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Korea Utara Kim Jong-un dinilai akan berdampak terhadap ekonomi global. Meski pertemuan dua kepala negara tersebut membahas isu-isu politik dan keamanan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pertemuan yang di gelar di Singapura tersebut akan memberikan sentimen terhadap perekonomian global.

"Sentimen ekonomi itu akibat tidak langsungnya. Bukan akibat langsung," ujar dia di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (11/6/2018).

Namun demikian, lanjut Darmin, dampak terhadap ekonomi ini akan tergantung pada hasil dari pertemuan tersebut. Dia berharap hasil pertemuannya bisa memberikan efek yang positif bagi dunia.

‎"Tegantung mereka sepakatnya apa besok, bukan ekonominya, politiknya. Itu yg penting," tandas dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Singapura Kucurkan Dana Rp 278 Miliar untuk Pertemuan Trump dan Kim Jong-un

Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyebut biaya penyelenggaraan pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un mencapai sekitar USD 20 juta, atau setara Rp 278 miliar.

Biaya sebesar itu, menurut PM Lee, merupakan kontribusi Singapura untuk upaya menegakkan cita-cita perdamaian internasional yang "sangat serius".

Dikutip dari The Straits Times, Senin (11/6/2018), sekitar setengah dari anggaran tersebut digunakan untuk biaya keamanan selama Trump dan Kim Jong-un berada di Singapura.

PM Lee berpendapat bahwa pertemuan bersejarah antara kedua negara memiliki potensi untuk menempatkan perdamaian dalam tingkatan baru di Semenanjung Korea.

"Dari sudut pandang kami, pertemuan itu menetapkan perkembangan isu damai di tahapan baru - yang akan memicu kondusifnya keamanan dan stabilitas kawasan (Semenanjung Korea)," ujar PM Lee.

Pemimpin Singapura itu berbicara di hadapan jurnalis di sela-sela kunjungan ke pusat media internasional di F1 Pit Building.

PM Lee sebelumnya mengunjungi pasukan Angkatan Bersenjata Singapura yang ditempatkan di Palawan Kidz City di Sentosa, dan pos komando Pasukan Nasional.

Ada pun pertemuan puncak antara Trump dan Kim Jong-un akan dilangsungkan di Capella Hotel di Pulau Sentosa.

Ditambahkan oleh PM Lee, bahwa KTT adalah operasi yang sangat besar, karena (antara lain) skala jumlah jurnalis yang datang meliput dan tingkat keamanan yang diperlukan, sangat besar.

"Para perwira telah melakukan pekerjaan yang baik dalam keadaan sangat tertekan," katanya, menunjuk pada pemberitahuan singkat yang diberikan untuk mempersiapkan keamanan KTT.

"Tidak mudah untuk menemukan lokasi yang cocok untuk menjadi tuan rumah pertemuan seperti itu, karena kedua belah pihak harus menyetujui tempat yang memenuhi persyaratan mereka, dan secara politik dan diplomatik dapat diterima satu sama lain," lanjut PM Lee.

"Karena itu, ketika kedua belah pihak meminta kami untuk menjadi tuan rumah pertemuan, kami tidak bisa mengatakan tidak," kata PM Lee.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.