Sukses

Hari Kartini, Ini 5 Menteri Wanita Era Jokowi yang Diakui Dunia

5 menteri wanita di era Jokowi telah mendapat sejumlah penghargaan internasional. Siapa saja mereka?

Liputan6.com, Jakarta - Tak terasa kini Hari Kartini 2018 telah di depan mata. Jika membahas mengenai Hari Kartini, tentu kita akan kembali mengingat pengorbanan dan jasa RA Kartini.

Jika dahulu wanita memiliki karier dan pendidikan yang terbatas dan hanya diperbolehkan mengurusi rumah dan keluarga, itu tak berlaku lagi sejak RA Kartini menyetarakan derajat pria dan wanita di Indonesia.

Kini, pengorbanan dan jasa RA Kartini terasa tak sia-sia dan telah membuahkan hasil manis. Ini terbukti dengan banyaknya wanita yang memiliki karier cemerlang, bahkan menjadi pemimpin. Salah satunya adalah menjadi menteri di Indonesia.

Tak kalah dengan laki-laki, beberapa menteri wanita, terlebih menteri Kabinet Kerja Joko Widodo Jusuf Kalla atau Jokowi-JK mendapatkan penghargaan internasional dalam berbagai ajang selama menjabat empat tahun terakhir.

Menteri-menteri wanita tersebut mengukir prestasi sesuai bidang dan fungsi tugasnya masing-masing. Kira-kira siapa saja ya menteri wanita tersebut?

Mengutip laman Merdeka.com, berikut daftar yang dirangkum Liputan6.com:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Sri Mulyani

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menkeu terbaik di Asia Pasifik tahun 2018 versi majalah keuangan FinanceAsia.

Menurut FinanceAsia, Sri Mulyani berhasil membawa perekonomian Indonesia ke arah lebih baik. Dia dianggap berhasil memanfaatkan kesempatan kemajuan ekonomi global untuk mereformasi struktur keuangan pada 2017, sehingga dapat bertahan saat terjadi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

Atas penghargaan tersebut, Sri Mulyani mengungkapkan apresiasi ini tak lepas dari peran Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla atas kepemimpinan mereka berdua yang selalu mendorong seluruh menteri untuk senantiasa bekerja keras guna memperbaiki kehidupan rakyat Indonesia.

Hal ini juga merupakan pengakuan dan apresiasi atas kerja keras Pemerintah di bidang ekonomi, yang didukung oleh kerja sama yang baik antara Kementerian Keuangan dan seluruh pemangku kepentingan.

Sri Mulyani menambahkan, Menkeu adalah jabatan publik dan abdi negara yang bertanggung jawab mengelola keuangan negara bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

"Keuangan negara adalah alat untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil makmur dan negara yang beradab dan bermartabat,” ungkap dia.

 

3 dari 8 halaman

Profil Singkat Sri Mulyani

Sri Mulyani merupakan wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010.

Sebelumnya, dia menjabat sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu. Begitu dia berkantor di Kantor Bank Dunia, dia praktis meninggalkan jabatannya sebagai menteri keuangan.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Bersatu, dia menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu.

Wanita kelahiran 26 Agustus 1962 dan akrab dengan panggilan Mbak Ani ini, merupakan ekonom yang sering tampil di panggung-panggung seminar atau dikutip di berbagai media massa.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) ini juga sempat aktif menjadi penasihat pemerintah bersama sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid. Dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.

Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, dia menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.

Wanita yang memiliki kepribadian yang lugas, cerdas, dan memiliki pergaulan yang sangat luas ini kerap disenangi banyak orang, baik di dalam dan luar negeri.

Segudang penghargaan pun telah dia raih, seperti dari Forbes Most Powerful Women pada 2008, Globe Asia The Most Influential Indonesian 2017, Menteri Keuangan Terbaik 2006 versi Euromoney, Menteri Kaeungan Terbaik Asia tahun 2006 hingga 2008 versi Emerging Market, serta Menteri Terbaik Dunia di World Goverment Summit di Dubai pada Februari 2018.

4 dari 8 halaman

2. Retno Marsudi

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menerima penghargaan Agen perubahan untuk kesetaraan gender dan Pemberdayaan Perempuan dari badan urusan perempuan PBB, UN Women di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu 20 September 2017.

"Puji syukur alhamduliah apa yang dilakukan Indonesia selama ini di bidang diplomasi kemanusiaan dan perdamaian dilihat dunia," kata Menlu Rini setelah menerima penghargaan.

Profil Singkat Retno Marsudi:

Wanita kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 27 November 1962 ini namanya semakin banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia setelah diangkat menjadi Menteri Luar Negeri pertama RI pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo tahun 2014-2019.

Retno Marsudi pernah menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Semarang dan juga merupakan alumni Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sebelum menjadi Menteri Luar Negeri RI, Retno sudah mulai membangun kariernya sejak tahun 1986 dengan menjadi staf di Biro Analisa dan Evaluasi untuk kerjasama ASEAN.

Retno pernah menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar RI di Den Haag, Belanda pada tahun 1997 hingga 2001. Setelahnya, Retno juga menduduki kursi Direktur Eropa dan Amerika pada tahun 2001 dan Direktur Eropa Barat pada tahun 2003.

Pada masa pemerintahan SBY, Retno mengemban tanggung jawab untuk menjaga citra Indonesia di mata dunia serta menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai negara di Eropa dan Amerika.

Retno diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia pada tahun 2005. Selanjutnya, Retno menjabat sebagai Direktur Jenderal Eropa dan Amerika yang mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Eropa dan Amerika.

Jabatan terakhirnya sebelum menjadi menteri adalah sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda pada tahun 2012. Baginya, Belanda adalah tempat yang tak asing karena dulu dia juga mendapatkan gelar magister di Haagse Hoge School Belanda.

Retno juga pernah mempelajari studi hak asasi manusia di Universitas Oslo. Perhatiannya terhadap hak asasi manusia juga ditunjukkan dengan bergabungnya Retno dalam Tim Pencari fakta pembunuhan Munir said Thalib pada tahun 2004.

Retno pernah berkesempatan memimpin berbagai negosiasi multilateral dan konsultasi bilateral dengan Uni Eropa, ASEM, dan FEALAC. Prestasi lain yang pernah diterima Retno adalah penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011.

Salah satu penghargaan menganggumkan yang berhasil diraih oleh Retno adalah memperoleh penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011, yang menjadikannya sebagai orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut.

5 dari 8 halaman

3. Susi Pudjiastuti

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada Kamis 11 Mei 2017 menerima anugerah Peter Benchley Ocean Award atas visi dan kebijakan pembangunan ekonomi dan konservasi laut di Indonesia.

Susi selama ini diketahui kerap mengeluarkan kebijakan tegas yang tak jarang oleh sebagian kalangan dinilai kontroversial, antara lain kebijakan penenggelaman kapal asing yang menangkap ikan di wilayah Indonesia, kebijakan itu yang melarang penangkapan lobster, kepiting, dan ranjungan.

"Ya, meyakinkan saya bahwa apa yang kita lakukan sudah benar, apalagi secara parameter ekonomi kan juga sangat luar biasa. Jadi kita melihat bahwa perang melawan ilegal fishing ini adalah perang yang menguntungkan, tidak ada perang yang menguntungkan selain perang melawan ilegal fishing," kata Susi.

Peter Benchley Ocean Award adalah penghargaan maritim tertinggi di dunia yang bersifat unik, karena tidak saja mengakui prestasi yang dicapai pembuat kebijakan publik, tetapi juga warga masyarakat dalam menyelamatkan laut.

6 dari 8 halaman

Profil Singkat Susi Pudjiastuti

Susi berbeda dengan menteri kebanyakan. Jika menteri-menteri yang lain adalah lulusan sarjana, bahkan hingga perguruan tinggi luar negeri, Susi hanya memiliki ijazah SMP karena berhenti sekolah saat duduk di kelas 2 di SMAN 1 Yogyakarta.

Namun jangan salah, wanita kelahiran 15 Januari 1965 Pangandaran, Jawa Barat, ini merupakan salah satu pengusaha yang sukses. Kesusksesan Susi terlihat dari puluhan pesawat yang dia miliki dari berbagai jenis seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter, dan Piaggio P180 Avanti.

Susi mengawali karier sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Bisnisnya berkembang kemudian mendirikan pabrik pengolahan ikan pada PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan lobster bermerek Susi Brand. Pasarnya pun berkembang pesat hingga luar negeri, seperti Asia dan Amerika.

Berkembangnya pasar produk ini membuatnya mau tak mau membutuhkan sarana transportasi agar produk yang dibawa dalam keadaan segar. Akhirnya, muncullah pemikiran untuk membeli sebuah pesawat pengangkut yang kemudian melatarbelakangi berdiri PT ASI Pudjiastuti Aviation dan berkembang hingga saat ini.

Gebrakan yang dilakukan Susi menuai perhatian dari banyak kalangan. Hingga kemudian dia dianugerahi pengharagaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprose Exporter tahun 2005.

Susi Pudjiastuti diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 26 Oktober 2014. Susi lantas melepaskan semua posisi di perusahaan untuk lebih fokus di tugas barunya dan menghindari konflik kepentingan antara fungsi regulator dan pelaku bisnis.

7 dari 8 halaman

4. Yohana Yambise

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohana Yambise menerima penghargaan Outstanding Alumni 2017 dari Simon Fraser University (SFU), Kanada. Penghargaan tersebut dalam kategori Public Sevice Achievement.

Yohana mendapatkan penghargaan ini karena dianggap berhasil memberikan pelayanan publik kepada masyarakat dan perempuan di Papua. Prestasi yang pernah ditorehkannya seperti sebagai guru besar Universitas Cendrawasih ini menjadi pertimbangan SFC memberikan penghargaan tersebut.

Profil Singkat Yohana Yambise:

Yohana Susana Yambise tercatat menjadi perempuan pertama dari tanah Papua yang dilantik menjadi seorang menteri di Indonesia. Berkat pengalamannya di berbagai bidang terutama pendidikan, Yohana Yembise dipilih oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menppa) Republik Indonesia periode 2014-2019.

Sebelumnya, Yohana Yembise dikenal lewat peran aktifnya sebagai Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris di almamaternya, Universitas Cendrawasih.

Dia merengkuh gelar sarjananya dari Universitas Cendrawasih pada tahun 1985. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya dan meraih gelar 'Master' atau S2-nya di tahun 1994 dari Fakultas pendidikan, Simon Canada Fraser University, British Columbia.

Tak sampai di situ, wanita kelahiran 1 Oktober 1958 ini juga menyandang gelar Doktor dari School of Language and Australia Media, University of Newcastle, New South Wales, pada tahun 2007.

Namun, karier Yohana sendiri telah bermula dari jauh-jauh hari, tepatnya semenjak menjabat sebagai asisten dosen Bahasa dan Seni Universitas Cendrawasih mulai tahun 1983, atau sebelum dia lulus dari universitas tersebut.

Yohana sendiri didapuk sebagai Profesor Doktor oleh Rektor Universitas Cendrawasih pada tahun 2012 setelah puluhan tahun mengabdi menjadi dosen tetap, tepatnya pada tahun 1987.

Dia pernah mendapat pengakuan dunia internasional, dengan berhasil mendapat posisi Diplomat TEFL (Dip. TEFL) dari Regional English Language Centre (RELC), SEAMEO Singapura, tahun 1992.

Setahun sebelumnya, Yohana Yembise juga dipercaya menjadi Kepala Laboratorium Bahasa Universitas Cenderawasih. Yohana pun sempat menjadi Wakil Ketua Papua Research Institute di Jayapura, Papua.

Jabatan penting lain yang pernah dipegang oleh Yohana antara lain Ketua tim seleksi guru bahasa Inggris SMP, SMK, SMA di kabupaten Merauke untuk persiapan pengiriman guru bahasa Inggris ke Sunshine Coast University Australia. Dia pun sempat menjadi anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship beasiswa ADS/USAID di tahun 2011.

8 dari 8 halaman

5. Nila Moeloek

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek mendapat dua penghargaan penyelenggaraan kesehatan ibadah haji dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi atas keberhasilan penyelenggaraan kesehatan haji Indonesia 2017 atau 1438 Hijriah.

"Saya menyambut gembira dan terima kasih kepada PPIH Bidang kesehatan Arab Saudi dan Tim Kesehatan Indonesia (TKHI) atas penghargaan dari Kesehatan Arab Saudi atas kegiatan pembinaan pelayanan dan perlindungan kesehatan jamaah haji Indonesia," kata Menkes dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Penghargaan yang diterima ialah Health Awareness Ambassador Program In Hajj Season 1438H for Indonesia Hajj Medical Mission 2017. Sebelumnya telah diberikan oleh Kepala Program Kesadaran Kesehatan dalam Haji Muneera Khaled Balahmar kepada dr Etik Retno Wiyati di Gedung KHHI Mekkah.

Profil Singkat Nila Moeloek:

Nila Farid Moeloek merupakan wanita kelahiran Jakarta, 11 April 1949 yang kini resmi ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Kabinet Kerja Jokowi JK untuk periode 2014-2019.

Nila Moeloek sendiri dipilih menjadi Menteri Kesehatan hingga 2019 mendatang karena memiliki pengalaman dan curriculum vitae yang sangat baik di bidang kesehatan.

Sebelumnya, Nila Moelek mengambil pendidikan jenjang sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan spesialis mata serta mengikuti program sub-spesialis di International Fellowship di Orbita Centre, University of Amsterdam, Belanda dan di Kobe University, Jepang. Tak sampai di situ, Nila Moelok pun melanjutkan pendidikannya di Pendidikan konsultan Onkologi Mata program Doktor Pasca-Sarjana di FKUI.

Untuk kariernya sendiri, sosok wanita satu ini tercatat pernah menjadi Ketua umum Dharma Wanita Persatuan Pusat periode 2004-2009, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami), dan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) periode 2011-2016. Selain itu, Nila juga aktif mengajar di program doktor pascasarjana Fakultas Kedokteran UI serta menjadi dokter mata di RSCM.

Menteri Kesehatan di era presiden B.J. Habibie pada 1997 hingga 1999 ini sebenarnya sudah menjadi kandidat menteri kesehatan di kabinet Indonesia Bersatu II. Sayangnya, dirinya gagal menjadi Menteri Kesehatan di era kepemimpinan SBY.

Tak memilihnya sebagai Menteri Kesehatan, SBY kala itu mendapuk ibu tiga anak ini sebagai utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millennium Development Goals yang bertugas menurunkan kasus HIV-AIDS dan angka kematian ibu dan anak.

Jika menteri-menteri wanita di atas bisa berdiri di atas seperti sekarang setelah melalui proses panjang, tentu Anda pasti juga bisa. Mari rayakan Hari Kartini 2018 dengan semangat untuk mengubah masa depan!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini