Sukses

LRT Buatan INKA Diklaim Termodern di Dunia

PT INKA (Persero) mendapatkan kontrak untuk memproduksi kereta light rail transit (LRT) Jabodebek dan Palembang.

Liputan6.com, Jakarta - PT INKA (Persero) mendapatkan kontrak untuk memproduksi kereta light rail transit (LRT) Jabodebek dan Palembang. Hal ini membuktikan jika produk transportasi massal dalam negeri telah mendapatkan kepercayaan.

Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan, LRT yang diproduksi oleh INKA merupakan generasi terbaru dan lebih modern dibandingkan LRT yang sudah ada di negara-negara lain.‎

"LRT Jabodebek ini yang termodern, terbaru, karena dia pakai moving block, sehingga automatic semuanya. Tidak pakai masinis. Ini paling modern untuk kelas LRT, Indonesia mungkin menggunakan kelas yang terbaru," ujar dia di Madiun, Jawa Timur, Jumat (19/1/2018).

Selain itu, kecepatan maksimal LRT buatan INKA ini bisa mencapai 120 km per jam. Namun, saat beroperasi nanti diperkirakan kecepatannya hanya mencapai 70 km per jam karena harus menyesuaikan jarak antarstasiun.

"Didesain bisa sampai 100 km per jam. Tapi jarak stasiun kan pendek-pendek. Jadi, paling 70 km per jam. Tapi kalau mau lari jarak jauh 120 km per jam bisa," kata dia.

Khusus untuk LRT Jabodebek, jika telah beroperasi nanti, jeda jarak (head way) antarkereta LRT hanya sekitar 1,5 menit. Dengan demikian akan ada 30 perjalanan LRT per jam.

"Karena head way-nya 1,5 menit. Jadi, tidak boleh ada human error. Ini generasi yang terbaru. Karena kalau head way-nya lebih kecil, maka kapasitasnya lebih besar. Kalau head way-nya 1,5 menit, berarti ada 30 kereta perjalanan untuk satu arah," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

INKA Raih Kontrak Bangun Gerbong LRT Jabodebek Rp 3,9 Triliun

Sebelumnya, INKA meraih kontrak pengadaan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp 3,9 triliun. Kontrak tersebut untuk pembuatan 31 rangkaian kereta (train set) LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, awalnya nilai kontrak untuk pengadaan LRT ini senilai Rp 4,1 triliun. Namun, dirinya meminta agar nilai pengadaan tersebut lebih ditekan sehingga muncul angka Rp 3,9 triliun.

"Kita menghitung supaya ini efisiensi. Saya langsung minta BPKP mengawal sejak awal supaya pengeluarannya terpantau," ujar dia di Madiun, Jawa Timur, Kamis (18/1/2018).

Sementara itu, Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro mengatakan,‎ pembangunan LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis pemerintah dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan transportasi kepada masyarakat.

Sebab itu, pihaknya meminta dukungan bukan hanya dari pemerintah, melainkan juga dari BUMN lain. "Ada sinergi BUMN untuk support INKA, ada dari Inalum, ‎Krakatau Steel," kata dia.

PT INKA (Persero) merupakan satu-satunya industri manufaktur sarana perkeretaapian yang ada di Indonesia dan Asia Tenggara. Proyek LRT Jabodebek merupakan kali kedua.

Sebelumnya, PT INKA (Persero) juga dipercaya untuk menjadi penyedia sarana LRT di Palembang, Sumatera Selatan, sebagai moda transportasi pendukung Asian Games 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.