Sukses

Luhut Ingin Pengembangan Blok Masela Dipercepat

Luhut Binsar Pandjaitan meminta Inpex Corporation mempercepat proses pengembangan‎ Blok Masela, Maluku.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta Inpex Corporation mempercepat proses pengembangan‎ Blok Masela, Maluku. Hal ini bertujuan agar Blok Masela bisa berproduksi sesuai dengan target pada ‎2024.

Luhut mengatakan, dalam pertemuan dengan pihak Inpex, dirinya menekankan semua proses harus dipercepat, proses tersebut di antaranya adalah analisis dampak lingkungan (amdal) dari 3 tahun menjadi 1,5 tahun.

‎"Tadi kita bicara kita ingin prosesnya semua dipercepat, ‎" kata Luhut, di Kantor Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (5/9/2016).

‎Luhut melanjutkan proses yang dipercepat lainnya adalah rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) ‎dipercepat delapan bulan ke depan dari yang ditargetkan rampung 2018, meski telah terjadi perubahan pengembangan ‎dari lepa pantai (offshore) menjadi ke daratan (onshore).

"Revisi PoD dari offshore ke onshore saya mita delapan bulan. Mulai dari sekarang kita harapkan itu," tutur Luhut.

Luhut mengungkapkan, perusahaan migas asal Jepang tersebut mengajukan besaran keuntungan atau Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15 persen, jika di bawah angka tersebut maka investasi Blok Masela menjadi tidak menarik.

Namun, Luhut tidak langsung mengamini usulan tersebut. Pasalnya, harus ada perhitungan yang tepat oleh pihak yang memang ahli dalam menghitung IRR. ‎Agar sesuai dengan risiko investasi dan keuntungan negara.

"Itu pasti ada hitung hitungannya itu teknis akan dibicarakan dengan ahlinya. Saya kan melihat aspek bisnis dengan risikonya begitu," tutur Luhut.

Untuk itu, Luhut meminta operator Blok Masela tersebut mengajukan draft proposal pengajuan keuntungan dalam mengelola Blok Masela.

"Dimulai sejak besok dia (Inpex) mengajukan draft revisi proposal dia soal berapa keuntungan dia," tutup Luhut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini