Sukses

Usulan Perbankan agar Sektor Kelautan dan Perikanan Menarik

Manajemen BRI menilai perlu ada beberapa yang disinergikan dengan sejumlah kementerian untuk mendukung sektor kelautan.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor Kelautan dan Perikanan sampai saat ini masih belum menarik bagi lembaga pembiayaan seperti perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Buktinya, hanya 8 perbankan yang berpartisipasi dalam program pembiayaan di sektor ini.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menjadi salah satu bank BUMN yang menyalurkan kredit ke sektor kelautan dan perikanan ini. Hingga September 2015, BRI sudah menyalurkan kredit mencapai Rp 2,9 triliun.

Direktur Kelembagaan dan UKM BRI M. Irfan mengungkapkan ada beberapa hal yang harus disinergikan ke beberapa kementerian/lembaga pemerintahan lain agar sektor ini lebih menarik bagi perusahaan pembiayaan.

"Sektor ini bukan hanya potensi dan kapal saja, tapi infrastruktur pendukung harus siap, BBM, dan lain sebagainya supaya potensi tadi bisa tergarap optimal, sehingga lebih menarik lagi ke industri keuangan lainnya untuk semakin besar membiayai sektor ini," kata Irfan di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (3/11/2015).

‎Irfan menuturkan saat ini penyaluran kredit BRI Rp 2,9 triliun tersebut lebih banyak disalurkan dalam bentuk kredit mikro. Artinya, dalam hal ini belum menyentuh industri-industri yang memiliki kapasitas lebih besar.

"Tetapi apakah kelautan dan perikanan hanya bicara kecil (mikro) saja, tentu kita ingin masuk ke pembiayaan yang lebih besar. Tadi juga dibahas dengan OJK potensi melimpah dengan adanya penangkapan kapal asing. Itu stok ikan banyak, tapi mungkin belum tergarap," ujar Irfan.

Mengenai persyaratan penyaluran kreditnya, Irfan memaparkan ‎ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan para calon penerima kredit. Pertama, calon penerima kredit harus memiliki track record yang bersih dalam hal kredit. Ini berarti belum pernah menunggak pembayaran angsuran kredit.

Sementara ketentuan kedua, mengingat ini kredit untuk dukungan permodalan, para calon penerima kredit harus memiliki jenis usaha yang memiliki pendapatan yang stabil, sehingga layak untuk pembiayaan.

"Kalau yang belum punya usaha, mereka bisa tetap dapatkan kredit, tetapi melalui skema yang berbeda, melalui skema KUR yang bunganya 12 persen itu," kata Irfan. (Yas/Ahm)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini