Sukses

Krisis Ukraina Bisa Kerek Harga Komoditas

Belum ada perubahan anggaran terkait subsidi bahan bakar minyak (BBM) akibat krisis Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta Ketegangan politik yang terjadi di Ukraina akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara tersebut. Namun, krisis geopolitik tersebut diperkirakan akan memberi angin segar bagi harga komoditas internasional.

Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan ekspor Indonesia akan lebih bagus di kuartal II karena pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Jepang. "Juga krisis geopolitik di Ukraina bikin harga komoditas lebih tinggi," tuturnya di Jakarta, Senin (12/5/2014).

Kondisi tersebut, kata Chatib, berpengaruh positif terhadap penerimaan ekspor Indonesia sehingga bisa menopang kembali pertumbuhan ekonomi pada tahun ini yang diperkirakan maksimal 5,5% atau lebih rendah dari asumsi awal tahun.

Lanjutnya, Ukraina mengekspor 25% sumber daya energinya ke Eropa. Jika negara tersebut dilanda krisis geopolitik, sambung Chatib, yang terjadi adalah suplai energi dalam hal ini adalah minyak ke Eropa akan mengalami penurunan. "Kalau mengalami penurunan, harga energi akan naik, dan komoditas akan membaik," ucapnya.

Terpisah, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengaku belum ada perubahan anggaran terkait subsidi bahan bakar minyak (BBM) akibat krisis Ukraina.

"Belum ada perubahan anggaran tapi itu kan ke harga minyak. Basis di APBN kalau harga minyak naik, subsidi akan naik, tapi penerimaan juga meningkat," jelasnya.(fik/gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.