Sukses

Gebrakan Vietnam Salip RI Jadi Produsen Tekstil No.3 Dunia

Vietnam berhasil menyalip Indonesia dengan menyabet gelar produsen tekstil terbesar ketiga dunia.

Liputan6.com, Jakarta Vietnam berhasil mengalahkan Indonesia dengan menyabet gelar produsen tekstil terbesar ketiga dunia. Padahal negara itu baru memiliki industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sekitar tahun 2000-an.

Sementara Indonesia telah mempunyai industri TPT sejak 1980-an, harus puas berada di posisi keenam.  "Memang terjadi peningkatan sektor ini, namun tidak seperti yg dialami Vietnam, Kamboja maupun China. Mereka bisa tumbuh 2,8% per tahun, jumlah itu lebih besar dari yang dialami Indonesia," ujar Ketua Umum Asoasiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat di Sekretariat BPN API, Graha Surveyor Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (14/4/2014).

Dia mengatakan, perdagangan TPT dunia secara total mencapai US$ 711 miliar, dimana porsi perdagangan tersebut terbesar berasal dari China yang mencapai 33% dan Vietnam sebesar 3,3%.

"Biar begitu, porsi Vietnam ini lebih besar dari Indonesia. Sekarang Vietnam menempati posisi 3 besar negara produsen TPT, tapi Indonesia masih di posisi 6," lanjutnya.

Ade menjelaskan, pertumbuhan industri TPT Vietnam bisa meningkat pesat bahkan berhasil menyalip Indonesia karena negara tersebut bergabung dalam Trans Pasific Partnership (TPP), sehingga produk TPT asal negara tersebut dapat dengan mudah masuk ke Amerika Serikat

"Jadi, Malaysia, Vietnam, dan Brunai Darussalam sudah masuk ke TPP. Dengan tujuan pasar ke Amerika, maka bea masuk produk TPT yang berkisar antara 12%-31% bisa dapat pengurangan mencapai 5%-12%," jelasnya.

Oleh karena itu, Ade mendorong agar pemerintah juga mempertimbangkan Indonesia untuk masuk kedalam TPP serta melakukan perundingan dengan Uni Eropa untuk mempermudah masuknya TPT dalam negeri masuk ke negara-negara tersebut.

"Pemerintah harus mengambil langka agresif dengan ikut TPP, ikut perundingan dengan Uni Eropa. Kalau kita ikut TPP, ekspor kita bisa meningkat hingga 3 kali lipat dalam 5 tahun mendatang. Selain itu penyerapan tenaga kerja juga naik 3 juta orang," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini