Sukses

Selama ini Tertinggal dari Vietnam dan Identik dengan Ancol dan TMII, Cable Car Bakal Dibangun di Ciater

Untuk tahap pertama, pihak Sari Ater berencana membangun cable car di dalam kawasan Ciater lebih dulu dan kemudian membuat lintasan cable car mencapai sekitar 5 km sampai ke Gunung Tangkuban Perahu.

Liputan6.com, Jakarta - Sari Ater yang dipercaya untuk mengelola tempat pemandian air panas alami di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat sedang mempersiapkan cable car atau kereta gantung. Rencanannya, cable car ini akan melalui rute Sari Ater-Tangkuban Perahu-Orchid Forest-Maribaya-Lembang.

Proyek cable car ini merupakan kerja sama Sari Ater dengan POMA, perusahaan kereta gantung asal Prancis yang akan mengesahkan kolaborasi mereka pada Juni 2024 mendatang. POMA akan membawa teknologi cable car yang telah diterapkan di Prancis

"Kabelnya sudah siap semua tinggal kereta gantungnya yang harus disiapkan. Kalau berjalan lancar, proyek cable car ini sudah bisa jalan bulan Oktober nanti asalkan sudah ada investornya," terang Sapta Nirwandar selaku perwakilan POMA dalam Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 13 Mei 2024.

"Sekarang ini sebenarnya sudah calon investornya tapi belum bisa kita ungkap, mudah-mudahan ini bisa terwujud dan kita bisa punya tempat wisata dengan cable car di tahun ini," tambahnya.

Untuk tahap pertama, pihak Sari Ater berencana membangun cable car di dalam kawasan Ciater Subang lebih dulu dan kemudian membuat lintasan cable car mencapai sekitar 5 km sampai ke Gunung Tangkuban Perahu sehingga bisa menyambungkan dua destinasi penting.

Perwakilam POMA lainnya, Panca Rudolf Sarungu optimistis dengan kehadiran cable car nantinya di Sari Ater akan menambah jumlah wisatawan. Panca membandingkan Indonesia masih tertinggal dari Vietnam dalam hal cable car. Vietnam sendiri sudah memiliki tiga cable car dengan resor penunjang yang memiliki hampir 1000 kabin.

Dalan kesempatan yang sama, Direktur Operasional PT. Sari Ater Herrie Hermanie Soewarma juga percaya kawasan Sari Ater bakal lebih berkembang jika punya akses yang lebih memadai. Pihaknya berencana membangun perluasan wilayah sampai 100 hektare dari rencana keseluruhan seluas 400 hektare.

"Nanti banyak sekali kegiatan dan sarana pariwisata termasuk MICE. Kalau di Jawa Barat banyak yang bilang kalau MICE itu selalu di Bandung, tapi kami berpikir kenapa nggak di Ciater. Apalagi Ciater bisa diakses ke Bandara Kertajati International Airport jadi cukup mudah aksesnya karena cuma sekitar setengah jam dari Ciater," terang Herrie.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Proyek Cable Car

Jika hal tersebut sudah berjalan dengan lancar, akses menuju kawasan ini akan menjadi sangat mudah. Ditambah lagi nanti ada Pelabuhan Internasional Patimban dan rencana Segitiga Rebana yang akan dibangun kawasan industri.

Panca menambahkan, proyek cable car ini diharapkan segera terwujud sehingga Ciater menjadi resor pertama di Indonesia yang memiliki cable car.  "Selama ini yang kita tahu cable car hanya ada di TMII dan Ancol dari tahun 1970an ya itu sudah lama sekali. Padahal kalau kita berwisata ke negara lain kita suka naik cable car yang lebih modern, dan mudah-mudahan kita bisa segera punya cable car," tutur Panca.

Tak hanya di Ciater, Cable car sebelumnya juga diharapkan jadi salah satu solusi memghadapi padatnya volume kendaraan di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berbagai wacana penanganan pun bergulir, mulai dari membangun Jalur Puncak II, penyediaan park and ride, cable car, sampai jalan tol.

Pada awal 2022, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mewacanakan pembuatan kereta gantung (cable car) sebagai salah satu opsi transportasi menuju Puncak demi mengurangi kemacetan di kawasan tersebut. Kabarnya ada calon investor dari Arab Saudi yang tertarik menanamkan modal di proyek cable car

3 dari 4 halaman

Cetak Biru Cable Car

Pada awal 2022, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mewacanakan pembuatan kereta gantung (cable car) sebagai salah satu opsi transportasi menuju Puncak demi mengurangi kemacetan di kawasan tersebut. Kabarnya ada calon investor dari Arab Saudi yang tertarik menanamkan modal di proyek cable car.Menurut Sandiaga Uno, proyek cable car masih terus berjalan dan bahkan sudah disiapkan cetak biru atau blueprint nya..

"Cable car masih terus diupayakan buat mengatasi kemacetan di Puncak yang sudah terjadi bertahun-tahun lamanya. Untuk blue print nya sedang disiapkan oleh PT Wika, dan rencananya ada investor dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang ingin terlibat dalam proyek ini,” terang pria yang biasa Sandi ini usai The Weekly Brief with Sandi Uno di kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Januari 2024.

"Kita tentunya ingin segera terwujud apalagi dalam beberapa bulan mendatang ada masa libur lebaran biasanya akan semakin padat lagi. Targetnya blue print dan desainnya bisa selesai di tahun ini juga supaya bisa segera dibangun,” sambungnya.

Pada 2022 lalu, Sandi sudah pernah mengatakan bahwa penggunaan cable car patut jadi pertimbangan utama karena termasuk ramah lingkungan. "Kita harus punya solusi permanen, kereta gantung itu menjadi salah satu opsi. Ini sudah dikembangkan bagaimana cable car, selain ramah lingkungan juga mempunyai sensasi yang berbeda," ujarnya saat Weekly Press Briefing, Selasa, 1 Maret 2022.

4 dari 4 halaman

Solusi Kemacetan di Puncak

 

Mantan Wakill Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, sejumlah destinasi pegunungan di luar negeri juga ada cable car sebagai transportasi alternatif. Sandi pun memberikan beberapa solusi. Ia menginstruksikan kepada stafnya, Hengky Manurung, yang merupakan ahli manajemen krisis, untuk mengembangkan penggunaan kereta gantung Puncak Bogor.

Menurut Sandi, kemacetan sudah terjadi sejak ia pergi ke Puncak, Bogor, yang merupakan kegiatannya setiap seminggu saat masih SMP, SMA, dan kuliah. Saat sudah menikah dengan Nur Asia, ia juga sering ke kawasan Puncak karena keluarga istrinya mempunyai tempat peristirahatan di sana."Saat long weekend, terutama pada 27 dan 28 Februari 2022, kemacetan menjadi cerita yang berulang-ulang dan belum ada solusinya. Kalau libur panjang, pilihan utama masyarakat selalu ke Puncak," ungkapnya.

Sandi menuturkan, Puncak merupakan destinasi favorit karena udaranya yang segar dan biayanya yang terjangkau, namun jalannya sangat sempit. Ia pernah membuat konten tentan kemacetan yang berjam-jam tak bergerak di sana.

Penyebabnya kendaraan mogok, sepeda motor yang berhenti di bahu jalan. Selain itu, ada juga pengendara yang mengabaikan pola rekayasa lalulintas yang sudah diatur sehingga terjadi 'adu banteng'.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.