Pertukaran Data Digital Memicu Peningkatan <i>Cybercrime</i>

Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia termasuk negara yang memiliki kepedulian lebih terhadap isu keamanan data.

oleh Ervina Anggraini diperbarui 20 Jan 2014, 17:25 WIB

Maraknya tren penggunaan perangkat digital dengan segala teknologi dan kecanggihannya ternyata memiliki permasalahan tersendiri. Pasalnya terdapat sejumlah ancaman pembobolan data secara besar-besaran setiap bulannya yang tidak disadari oleh para penggunanya.

Bahkan kini serangan cyber dalam jumlah besar juga mengancam layanan mobile banking yang diakses melalui perangkat pintar seperti smartphone, tablet dan laptop. Hingga kini Trend Micro mencatat sedikitnya ada sekitar 8,6 miliar atau setara dengan 15 terabyte serangan cyber tiap harinya.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna gadget pintar terbesar di dunia saat ini juga tercatat sebagai salah satu negara penyumbang serangan cyber terbesar. Meski begitu, saat ini serangan cyber lebih spesifik menyasar korporasi yang terletak di suatu negara tertentu.

Dhany Sulistyo, Sales Director Trend Micro Indonesia menyebut jika saat ini jalur masuk serangan cyber bukan hanya melalui koneksi internet, tetapi juga dari individunya.

Sebagai ilustrasi, seorang karyawan yang menggunakan laptop untuk mobile office dan menggunakan akses internet di kafe tertentu. Secara tidak langsung kemungkinan untuk terinfeksi malware sangat besar dan saat kembali bekerja menggunakan akses server kantor bukan tidak mungkin jika malware tersebut akan turut menyerang server perusahaan.

"Beruntung saat ini perusahaan besar di Indonesia sudah peduli dengan isu keamanan dan memisahkan antara tim IT operasional dengan tim security," pungkas Dhany saat ditemui di Alun-alun Indonesia, Mall Grand Indonesia, Jakarta, Senin (20/1/2014).

Bahkan jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kepedulian lebih terhadap isu keamanan data. Dukungan organisasi terkait seperti pihak kepolisian saat ini dirasa sudah cukup, namun masih perlu adanya penambahan volume SDM agar sesuai dengan luas geografis Indonesia.

"Hingga kini Indonesia menjadi salah satu penyumbang pendapat terbesar dengan potensi market yang menjanjikan. Tahun ini Tren Micro menargetkan pertumbuhan pengamanan data dapat mencapai 20-30% dari periode tahun lalu," tambah Dhany. (vin/dhi)

Baca juga

Perusahaan Pengguna Cloud Rawan Kebocoran Data
Virus Komputer Baru Terdeteksi
3 Hal Mengecewakan dari Sistem Operasi Android

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya