SBY: Masih Ada Masyarakat Tertipu Jasa Keuangan Tak Benar

"Saya bahkan mendengar teman-teman yang mengerti seluk belum jasa keuangan juga ikut tertipu," ujar Presiden SBY.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Nov 2013, 13:15 WIB
Sebagai salah satu anggota negara ekonomi terbesar dunia, G20, Indonesia ternyata masih menghadapi persoalan di bidang jasa keuangan. Bahkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengakui masih banyak masyarakat yang tertipu dengan jasa keuangan tak benar.

"Saya bahkan mendengar teman-teman yang mengerti seluk belum jasa keuangan juga ikut tertipu," ungkap SBY dalam sambutan Peluncuran Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (19/11/2013).

Menurut SBY,  jasa keuangan di Indonesia memang belum dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Akibatnya, banyak lapisan masyarakat yang sebetulnya berpeluang untuk maju dan sejahtera namun tak bisa mewujudkannya.

SBY menegaskan, perekonomian dan pembangunan Indonesia setiap tahun terus meningkat. Kondisi ini ikut menciptakan industri jasa keuangan yang makin berkembangkan dengan kompleksitas dan realitas tertentu.

Namun, perkembangan tersebut tak sepenuhnya membuat masyarakat Indonesia memahami dan menggunakan jasa keuangan yang ada.

"Ekonomi kita termasuk 20 ekonomi terbesar di dunia, kita masih punya potensi dan peluang untuk tmbuh dan berkembang lebih cemerlang lagi," ujarnya.

Presiden mengingatkan pelaku usaha sektor keuangan juga harus memastikan bahwa sistem dan praktik yang diterapkan selama ini sudah aman dan tak mudah terguncang.

Berkaca pada pengalaman era 1998 dan 2008, Indonesia diakui harus memiliki sistem, mekanisme, dan praktik jasa keuangan yang bisa menjamin stabilitas sistem keuangan.

"Kalau itu kita jalankan semua, Insyaallah sistem keuangan makin ke depan makin aman dan memilki ketahanan yang tinggi," harap SBY. (Yas/Shd)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya