`Minta Maaf ke Malaysia-Singapura, SBY Pentingkan Citra`

Presiden SBY meminta maaf kepada Singapura dan Malaysia atas bencana kabut asap dari kebakaran hutan di Riau.

oleh Riz diperbarui 25 Jun 2013, 08:44 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta maaf kepada Singapura dan Malaysia atas bencana kabut asap dari kebakaran hutan di Riau yang menimpa kedua negara. Namun hal ini dinilai sebagai pencitraan.

Pengamat politik dari Universitas Mercu Buana, Heri Budianto menilai tindakan meminta maaf kepada 2 negeri jiran itu menunjukkan SBY lebih mementingkan citra dirinya di dunia internasional.

Dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (25/6/2013), Heri menyebutkan, permohonan maaf SBY kepada Malaysia dan Singapura merupakan bentuk komunikasi pencitraan SBY di mata internasional.

"Langkah SBY tersebut dapat diterima sebagai bentuk kedewasaan pemerintah yang mengakui bahwa masalah kabut asap tersebut bersumber dari Indonesia," kata Heri.

Pakar komunikasi politik itu menjelaskan, permintaan maaf SBY tersebut mengandung 2 makna. Pertama, SBY sedang membangun image positif dunia internasional yang memang sudah sangat kuat.

"Seperti diketahui bahwa citra SBY di dunia internasional sangat baik. Berbagai penghargaan dunia dipeoleh SBY pada tingkat internasional," ungkap Heri.

Kedua, lanjut dia, pemerintah mengakui bahwa masalah asap bersumber dari Indonesia. Dan maka dari itu, pemerintah berkewajiban meminta maaf. Namun hal ini tentu bertolak belakang dengan sikap para menteri SBY yang tidak mau meminta maaf pada negara jiran tersebut.

"Saya kira ini juga menunjukkan komunikasi buruk pemerintah, karena tidak seragam dalam bersikap dan memberikan pernyataan terkait masalah tersebut," sebut Heri.

Menurut dia, SBY tahu dan menyadari bagaimana sikap para menteri yang tak mau disalahkan oleh Malaysia dan Singapura. "Makanya SBY menyampaikan langsung permintaan maaf dan menegur para menteri tersebut," tutup Heri. (Riz/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya