Pasien Hipertensi Jangan Hentikan Konsumsi Obat Tanpa Berkonsultasi dengan Dokter, Bisa Bahaya

Jangan menghentikan pengunaan obat antihipertensi dengan kemauan sendiri karena malah bisa membuat tekanan darah lebih tinggi.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jan 2024, 14:36 WIB
Dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Pulomas Jakarta Sari Purnama Hidayat membahas soal pentingnya pasien hipertensi berkonsultasi secara teratur.

Liputan6.com, Jakarta Pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi yang diresepkan obat oleh dokter pastikan secara teratur mengonsumsi obat tersebut. Jangan menghentikan penggunaan obat antihipertensi dengan kemauan sendiri karena malah bisa membuat tekanan darah lebih tinggi.

"Hati-hati, kalau untuk golongan obat tertentu kalau menghentikan sendiri, malah membuat tekanan darah jadi lebih tinggi daripada saat diobati itu dikenal dengan istilah rebound hipertensi," kata dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Pulomas Jakarta Sari Purnama Hidayat.

Rebond hipertensi, lanjut Sari, adalah suatu kondisi tekanan darah yang menjadi lebih tinggi dari sebelum diobati. Misalnya awal saat berobat tekanan sistolik di angka 150mmHG. Namun karena menghentikan sendiri pengobatan malah bisa membuat tekanan darah misalnya menjadi 170mmHg.

Jika memang tekanan darah di rentang normal setelah menjalani pengobatan, maka perlu berkonsultasi ke dokter yang merawat untuk mengetahui perlu tidaknya diturunkan dosis obat.

"Konsultasikan ke dokter untuk bisa diadjust (sesuaikan) dosis obat darah tingginya," saran Sari dalam Healthy Monday, Senin (18/12/2023).

Namun, bila pasien tekanan darah tinggi merasakan ada efek samping atau ada hal yang membuat tidak nyaman usai mengonsumi obat penting untuk segera menyampaikan hal tersebut ke dokter.

2 dari 4 halaman

Bila Ada Efek Samping Obat, Diskusikan ke Dokter

Dokter spesialis penyakit dalam dari RS EMC Pekayon, Richard Suwandi dan dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Cibitung Lucrezia Renata membahas soal pengobatan hipertensi di Healthy Monday.

Efek samping yang dirasakan diantaranya merasakan mual, pusing, kaki bengkak atau alergi usai makan obat antihipertensi.

"Itu harus dikomunikasikan karena kadang-kadang ada yang enggak cocok. Jadi bukan diberhentikan sendiri ya. Komunikasikan hal ini ke dokter yang merawat ya," kata dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Cibitung Lucrezia Renata di kesempatan yang sama.

"Pasien harus balik lagi untuk bisa mendapatkan obat yang cocok," kata Lucre.

Tujuan mengonsumsi obat hipertensi adalah menurunkan tekanan darah yang tinggi serta mencegah terjadinya komplikasi lanjutan.

 

3 dari 4 halaman

Obat Hipertensi Aman Asal Berdasarkan Resep Dokter

Pada pasien hipertensi yang sudah alami komplikasi umumnya bakal mengonsumsi obat seumur hidup. Asal pasien rutin berkonsultasi dan mengonsumsi obat sesuai resep dokter maka manfaatnya lebih besar. Termasuk aman untuk ginjal.

"Dasar pemikiran pihak farmasi saat membuat obat untuk hipertensi itu adalah aman untuk dikonsumsi seumur hidup, berarti memastikan obat itu juga aman untuk ginjal," kata dokter spesialis penyakit dalam dari RS EMC Pekayon, Richard Suwandi.

"Penelitian obat darah tinggi itu sangat ketat. Penelitian tetap dilakukan hingga 20-30 tahun untuk mengetahui efek pada tubuh. Makanya, obat yang beredar itu berarti aman karena tidak ada gangguan makanya boleh dijual," kata Richard.

Lalu, obat hipertensi di zaman sekarang juga memiliki manfaat bukan cuma membantu mengendalikan tekanan darah tapi juga melindungi organ tubuh.

"Banyak obat hipertensi yang juga untuk melindungi jantung, ginjal. Jangan sampai ada gangguan yang jelek-jelek ke tubuh," lanjutnya.

 

4 dari 4 halaman

Selain Konsumsi Obat, Atur Gaya Hidup

Kunci utama dalam menjaga tekanan darah normal adalah dengan gaya hidup sehat. Kehadiran obat, kata Richard, sebagai jembatan untuk mencapai tekanan darah yang sehat.

Maka dari itu, bagi pasien hipertensi penting untuk melakukan olahraga 3-4 kali seminggu. Lalu, menurunkan berat badan bagi yang obesitas dengan cara sehat. Menurut studi, setiap turun berat badan 1 kg maka terjadi penurunan tekanan darah sebesar 1 mmHG. Jadi, bila turun 10 kg maka bisa menurunkan tekanan darah hingga 10mmHg.

Selanjutnya, penting juga untuk membatasi asupan garam hingga 1 sendok teh garam. Bila membatasi asupan garam bisa menurunkan tensi hingga 4-5mmHg.

"Ada perbaikan level tekanan darah ya, jadi perubahan gaya hidup itu seperti satu obat hipertensi," kata Richard.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya