Hong Kong Banjir Usai Catat Rekor Curah Hujan Tertinggi dalam 139 Tahun

Dalam waktu satu jam pada Kamis (7/9/2023) malam, Hong Kong mencatat curah hujan sebesar 158.1 mm.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 08 Sep 2023, 10:38 WIB
ilustrasi hujan deras. (Pixabay)

Liputan6.com, Hong Kong - Hong Kong melaporkan curah hujan sebesar 158.1 mm dalam waktu satu jam pada Kamis (7/9/2023) malam, menyebabkan banjir yang meluas dan mengganggu lalu lintas jalan dan kereta. Itu merupakan curah hujan tertinggi sejak catatan dimulai pada tahun 1884.

Pada Kamis malam, pihak berwenang mengatakan berbagai bahwa distrik-distrik telah dibanjiri dan layanan darurat sedang melakukan operasi penyelamatan. Anggota masyarakat diperintahkan untuk tinggal di tempat yang aman.

"Hujan deras akan membawa banjir bandang," demikian peringatan Observatorium Hong Kong, seperti dilansir The Guardian, Jumat (8/9). "Warga yang tinggal dekat dengan sungai harus tetap waspada terhadap kondisi cuaca dan harus mempertimbangkan evakuasi jika rumah mereka dilanda banjir."

Tidak ada korban yang dilaporkan hingga berita ini diturunkan.

Observatorium Hong Kong mengatakan hujan deras terbaru dibawa oleh palung tekanan rendah yang terkait dengan sisa Topan Haikui.

Mass Transit Railway mengumumkan akan menunda sebagian layanan di salah satu jalurnya setelah sebuah stasiun di Distrik Wong Tai Sin terendam banjir, dengan segelintir stasiun juga terpengaruh.

2 dari 2 halaman

Dampak Perubahan Iklim

Payung seorang wanita tertiup angin kencang saat Topan Saola melanda Hong Kong, Jumat (1/9/2023). Sebagian besar Hong Kong dan wilayah lain di Tiongkok selatan hampir terhenti dengan aktivitas kelas-kelas dan penerbangan dibatalkan ketika Topan Saola mendekat. (AP Photo/Daniel Ceng)

Hujan deras juga melanda pusat teknologi China, Shenzhen, yang berdekatan dengan Hong Kong.

Sebelumnya, China selatan dihantam dua topan (Saola dan Haikui) berturut-turut selama akhir pekan. Hong Kong sendiri menghindari pukulan langsung yang bila terkena dapat menyebabkan dampak parah.

Menurut para ahli, perubahan iklim telah meningkatkan intensitas badai tropis, dengan lebih banyak hujan dan embusan angin yang lebih kuat yang menyebabkan banjir bandang dan kerusakan pantai.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya