Impor Senjata Indonesia Capai Rp 1,5 Triliun, Paling Banyak dari Korea Selatan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor berbagai senjata dan amunisi, serta bagiannya mencapai USD 102,39 juta selama periode Januari - Juli 2023.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Agu 2023, 15:31 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor berbagai senjata dan amunisi, serta bagiannya mencapai USD 102,39 juta selama periode Januari - Juli 2023. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah masih melakukan impor berbagai senjata dan amunisi, serta bagiannya dari sejumlah negara. Padahal beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi sempat jengkel dengan keputusan impor senjata ini karena Indonesia telah mampu memproduksi senjata sendiri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor berbagai senjata dan amunisi, serta bagiannya mencapai USD 102,39 juta selama periode Januari - Juli 2023. Nilai impor senjata ini setara Rp1,57 triliun asumsi kurs Rp15.344.

"Tentunya data terkait ini alutsista dapat langsung menghubungi Tim Direktorat Statistik Distribusi BPS," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Mengutip data BPS impor senjata tersebut meliputi military weapons, other than revolvers, pistols and the arms of heading dengan nilai USD 13.528.250. Lalu, bombs, grenades, torpedoes, mines, missiles and similar munitions of war and parts thereof mencapai USD 26.992.624.

Pemerintah juga mengimpor senjata other ammunition and projectiles and parts thereof, including shot and cartridge wads sebesar USD 17.245.565. Disusul shotgun cartridges senilai USD 11.215.093.

Paling Banyak dari Korea Selatan

Selanjutnya senjata jenis arms; spring or gas guns and pistols, excluding arms of heading mencapai USD 7.207. 228. Terakhir, jenis senjata lainnya sebesar USD 26.271.617.

BPS mencatat senjata militer impor tersebut mayoritas berasal dari Korea Selatan. Kemudian, disusul China, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Spanyol, dan negara lainnya.

 

2 dari 3 halaman

Jokowi Kesal

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan unit kendaraan operasional TNI terbaru yang dinamai Maung. Mobil ini merupakan produksi dari PT Pindad.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo kembali dibuat jengkel dengan adanya informasi terkait impor senjata. Padahal Indonesia memiliki industri dalam negeri yang memproduksi senjata sendiri.

"Kalau senjata, peluru kita sudah bisa. Apalagi hanya sepatu, kenapa harus beli dari luar?," ungkap Jokowi saat membuka Penghargaan P3DN 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/3) lalu.

Orang nomor satu di Indonesia pun sempat menyentil Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI yang melakukan impor senjata. Bahkan Jokowi langsung melarang kedua instansi ini mengimpor senjata, kecuali barang dengan teknologi tinggi seperti pesawat tempur

"Kalau yang canggih-canggih silakan. Kalau mau beli pesawat tempur karena kita belum bisa," kata Jokowi.

 

3 dari 3 halaman

Mengalami Peningkatan

Produk baru buatan Pindad dipamerkan di Kemenhan, Kamis (9/6). Senjata baru tersebut Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66mm, Sub Machine Gun PM3 dan Pistol G2 Premium. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor senjata dan amunisi, termasuk bagian dan aksesorisnya yang dilakukan Indonesia mengalami peningkatan yang fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2018 total impor senjata dan aksesorisnya sebanyak 1.594,5 ton. Bila dilihat berdasarkan nilainya, maka Indonesia mengimpor USD 313,73 juta.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya