Quraish Shihab: Tidaklah Mampu Kita Menahan Kebaikan Maupun Keburukan, kecuali Atas Kehendak Allah SWT

La haula wala quwwata illa billah, tidak ada kemampuan untuk mengalihkan sesuatu dari baik ke buruk atau dari buruk ke baik, kecuali Allah swt yang membantu, yang menetapkan pengalihan itu.

oleh Fadjriah Nurdiarsih diperbarui 11 Apr 2023, 12:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Bismillahirrahmanirrahim para pemirsa, ada akronim yang digunakan oleh ulama-ulama untuk menunjuk salah satu dzikir yang diajarkan oleh Al-Qur’an oleh Nabi SAW. Akronim itu adalah hauqalah.

Dalam kajian Mutiara Hati ini, Prof. Quraish Shihab menerangkan bahwa hauqalah merupakan akronim dari kalimat la haula wala quwwata illa billah, apa maknanya? Ada sekian makna yang dikemukakan oleh para pakar antara lain, la haula, tidak ada kemampuan untuk mengalihkan sesuatu dari baik ke buruk atau dari buruk ke baik, kecuali Allah swt yang membantu, yang menetapkan pengalihan itu.

Wala quwwata, tidak ada kekuatan untuk meraih manfaat atau menolak mudharat kecuali berdasarkan kehendak dan ketetapan Allah swt. Ada lagi yang secara singkat menyatakan, tidak ada kekuatan untuk meraih manfaat, tidak ada pula kemampuan untuk menolak mudharat, kecuali berdasar ketetapan dan kehendak Allah swt.

Saudara pemirsa, kalimat ini biasanya diucapkan dan dianjurkan untuk diucapkan ketika telah terjadi sesuatu yang kita anggap negatif. Ketika itu, dengan kalimat ini kita menyadarkan diri bahwa memang segalanya pada akhirnya kembali kepada Allah swt.

Orang berkata, Anda mau, dia mau tetapi yang terjadi adalah kemauan Allah swt. Namun itu bukan berarti kita menerima takdir-Nya tanpa ada usaha dari diri kita.

Manusia diberi kemampuan yang diistilahkan dengan kasab. Kemampuan untuk melakukan kegiatan terkadang jika Allah swt merestui apa yang diusahakannya berhasil, dan jika tidak maka tidak berhasil. Namun, apapun hasilnya tetap saja kita berkata la haula wala quwwata illa billah.

Saudara, Allah swt tidak mengabulkan apa yang kita usahakan, karena ada hikmah di balik itu, boleh jadi hikmah itu menguntungkan seseorang. Allah swt memang tidak jarang merestui atau membenarkan atau mengabulkan, menyetujui atau tidak menghalangi kehendak seseorang, akantetapi pada akhirnya Allah swt yang menentukan.

Siapa yang menghendaki kehidupan duniawi, Kami perkenankan itu sesuai dengan yang Kami kehendaki dan bagi siapa yang Kami kehendaki.

Itu menunjukkan bahwa kita bisa berhasil, tetapi pada akhirnya tetap saja la haula wala quwwata illa billah, tidak ada kemampuan untuk meraih sesuatu, tidak ada kemampuan untuk menampik sesuatu kecuali atas restu dan perkenan Allah swt.

Namun, apapun yang terjadi yakinlah bahwa Allah swt adalah sumber kebaikan sehingga kalau yang terjadi tidak berkenan di hati Anda, dan sadari bahwa boleh jadi apa yang tidak disenangi justru itu lebih baik bagi kita, karena kita tidak tahu dan Allah Maha Mengetahui. Demikian Wallahualam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya