Rupiah Menguat di Awal Perdagangan, Namun Potensi Pelemahan Terbuka Lebar

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta diprediksi tertekan seiring membaiknya data penjualan ritel Amerika Serikat.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2021, 10:45 WIB
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat ini. Namun analis memperkirakan rupiah bakal tertekan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (17/9/2021), rupiah dibuka di angka 14.267 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.252 per dolar AS.

Namun tak lama kemudian rupiah kembali menguat ke 14.247 per dolar AS. Sejak pagi hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 14.246 per dolar AS hingga 14.270 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta diprediksi tertekan seiring membaiknya data penjualan ritel Amerika Serikat.

"Dolar AS menguat semalam pascamembaiknya data penjualan ritel AS bulan Agustus yang menunjukkan kenaikan, yang dirilis semalam. Data ini mengalami penurunan pada bulan sebelumnya," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Penjualan ritel periode Agustus naik 0,7 persen (yoy) dibandingkan Juli minus 1,8 persen (yoy) didorong belanja terkait kebutuhan sekolah dan pembayaran kredit pajak anak.

Menurut Ariston, hasil yang positif tersebut akan mendukung ekspektasi pelaksanaan pengetatan moneter AS tahun ini.

Pekan depan, The Fed akan mengadakan rapat kebijakan moneter. Ariston menilai pelaku pasar kemungkinan akan mengantisipasi hasil rapat kalau bank sentral mengindikasikan kebijakan tapering dilakukan tahun ini.

"Ekspektasi pengetatan moneter akan mendorong penguatan dolar AS karena pengurangan likuiditas dolar AS di pasar," ujar Ariston.

Hari ini, lanjut Ariston, nilai tukar rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS dengan sentimen tersebut.

  

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Dampak Pandemi

Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terkait pandemi, jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Kamis (16/9/2021) bertambah 3.145 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,18 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 237 kasus sehingga totalnya mencapai 139.919 kasus.

Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 14.633 kasus, sehingga total pasien sembuh mencapai 3,97 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 73.238 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 76,15 juta orang dan vaksin dosis kedua 43,48 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak ke arah 14.300 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran 14.250 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya