AS Izinkan Warga dengan Gangguan Kekebalan Suntik Booster Vaksin COVID-19

FDA AS mengizinkan suntikan Booster vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Agu 2021, 12:52 WIB
Petugas kesehatan mempersiapkan pemberian vaksin COVID-19 di Long Island Jewish Medical Center, New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada Senin (14/12), dengan dosis pertama disuntikkan kepada para petugas kesehatan dan staf panti wreda. (Xinhua/Wang Ying)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Kamis (12/8) mengizinkan suntikan Booster vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

Beberapa negara lain, seperti Israel dan Jerman, juga berencana atau telah memberikan suntikan ketiga dalam upaya menghindari wabah lain karena COVID-19 varian Delta.

Mengutip Channel News Asia, Jumat (13/8/2021), para ilmuwan sejauh ini masih memperdebatkan secara luas soal suntikan booster vaksin COVID-19 di antara mereka yang tidak memiliki masalah mendasar karena manfaat booster masih belum ditentukan.

Pfizer mengatakan kemanjuran vaksin yang dikembangkannya dengan BioNTech menurun seiring waktu, mengutip sebuah penelitian yang menunjukkan efektivitas 84 persen dari puncak 96 persen dalam kurun waktu empat bulan setelah dosis kedua.

Sementara itu, Moderna mengatakan melihat kebutuhan pada suntikan booster, terutama karena varian Delta telah menyebabkan infeksi pada seseorang yang sudah divaksinasi lengkap.

Regulator kesehatan AS pada Kamis (12/8) mengubah otorisasi penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang memungkinkan dosis tambahan bagi individu tertentu, khususnya untuk penerima transplantasi organ padat atau mereka yang didiagnosis dengan kondisi yang dianggap memiliki sistem kekebalan yang terganggu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Kekhawatiran Infeksi COVID-19 Bagi Orang yang Sudah Divaksinasi Lengkap

Petugas kesehatan mempersiapkan pemberian vaksin COVID-19 di Long Island Jewish Medical Center, New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada Senin (14/12), dengan dosis pertama disuntikkan kepada para petugas kesehatan dan staf panti wreda. (Xinhua/Wang Ying)

Laporan infeksi Virus Corona di antara orang-orang yangs sudah divaksinasi dan kekhawatiran tentang berkurangnya perlindungan telah mendorong negara-negara kaya untuk mendistribusikan suntikan booster, bahkan ketika masih banyak negara lain yang berjuang untuk mengakses dosis pertama vaksin.

Organisasi Kesehatan Dunia pekan lalu menyerukan moratorium suntikan vaksin COVID-19 hingga setidaknya akhir September 2021.

Didorong oleh varian Delta, kasus COVID-19 di Amerika Serikat telah melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari enam bulan, menurut penghitungan Reuters.

Mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah mungkin tidak cukup terlindungi oleh vaksinasi COVID-19, menurut pejabat kesehatan AS.

Regulator AS harus sepenuhnya mengesahkan vaksin COVID-19 atau mengubah persetujuan penggunaan darurat mereka sebelum pejabat dapat merekomendasikan suntikan tambahan.

Panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS akan melangsungkan pertemuan yang membahas tentang kelayakan individu dengan gangguan kekebalan untuk dosis penguat.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya