RI Bakal Curi Ilmu dari AS soal Buru Pajak di Luar Negeri

Keberhasilan IRS melacak pajak hingga luar negeri terjadi di Swiss.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Apr 2016, 22:03 WIB
Menkeu, Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan resmi terkait penerimaan pajak tahun 2015 di Direktorat Pajak, Jakarta Senin, (11/1). Total penerimaan pajak adalah 7.15% angka tersebut lebih meningkat di tahun 2014. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan Republik Indonesia akan belajar dari Direktorat Pajak Amerika Serikat (AS) (Internal Revenue Service/IRS)‎ agar bisa mengejar pajak ke luar negeri.

Menteri Keuangan Bambang ‎Brodjonegoro mengatakan, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan IRS untuk mempelajari aturan yang dimiliki IRS sehingga memiliki otoritas memburu pajak ke luar negeri. Dengan cara itu diharapkan pendapatan pajak akan meningkat.

"Intinya kita belajar dari IRS bagaimana otoritas yang mereka miliki, apa saja aturan yang dimiliki mereka sampai punya otoritas seperti sekarang. Bagaimana mengejar pajak di luar negeri," kata Bambang, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/4/2016).

 

Bambang menyebutkan keberhasilan IRS melacak pajak hingga luar negeri, terjadi di Swiss. Padahal negara tersebut sangat tertutup, namun IRS bisa menembusnya.

"Swiss dulu negara tertutup akhirnya IRS bisa membuka data swiss sehingga mendapat pajak dengan baik," ujar Bambang.

Bambang menuturkan, Kementerian Keuangan juga mempelajari cara IRS menerapkan hukum perpajakan dan teknologi informasi perpajakan. Saat ini Indonesia sudah bekerjasama dengan IRS dalam keterbukaan pajak.

"Yang pasti kalau pajak kita sudah dengan Amerika, kita sudah berikan data rekening orang Amerika di Indonesia tapi kita belum bisa di sana karena perlu bilateral multilateral nanti 2018," tutur Bambang. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya