Belasan Tahun Mati Suri, Pabrik Bersejarah Ini Segera Beroperasi

Kampung keramik Dinoyo Kota Malang telah ada sejak 1957.

oleh Zainul Arifin diperbarui 25 Feb 2016, 06:01 WIB
Pabrik keramik Dinoyo segera beroperasi setelah mati setelah mati suri (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Pabrik Keramik Dinoyo milik Pemprov Jawa Timur di Kota Malang akan dihidupkan kembali. Caranya, pengelolaan pabrik yang sudah 12 tahun mati itu diserahkan ke Pemkot Malang atau dikelola bersama.
 
Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf mengatakan Pabrik Keramik Dinoyo merupakan aset Pemprov Jawa Timur di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Jika difungsikan kembali, bisa mendorong pengembangan sentra kerajinan keramik yang ada di kawasan Dinoyo.
 
"Bagaimana agar pabrik ini bisa kembali dimanfaatkan, harus dirumuskan bersama antara Pemkot Malang dan Pemprov Jawa Timur. Polanya kerjasama atau seperti apa, akan  dipelajari lagi," ujar Syaifullah Yusuf saat di Malang, Rabu (24/2/2016).
 
Menurut Gus Ipul, sapaan karibnya, sentra kerajinan keramik Dinoyo butuh dukungan agar mampu memperbesar produksi, memperkuat kualitas dan inovasinya.

Selain itu, pemerintah juga siap membantu tata kelola dan manajemen pasar. Apalagi keramik produksi sentra kerajinan kemarik Dinoyo sudah bisa menembus pasar internasional.

 


 
"Para para perajin di Dinoyo ini kan sudah meningkatkan kualitasnya. Bahkan mampu ekspor produk meski tak secara langsung, tapi melalui Bali. Ini harus didorong," ucap Gus Ipul.
 
Ketua Paguyuban Perajin dan Pedagang Keramik Dinoyo, Samsul Arifin mengatakan, Pabrik Keramik Dinoyo yang mati belasan tahun itu harus dihidupkan lagi agar memperkuat sentra kerajinan keramik.
 
"Kami sudah sejak dulu mengusulkan agar Pabrik Keramik Dinoyo dihidupkan lagi dan dikelola oleh pemerintah daerah," ucap Samsul.
 
Kampung keramik Dinoyo Kota Malang telah ada sejak 1957 dan jumlah perajinnya mencapai 200 perajin. Pada 1998, krisis moneter membuat banyak perajin bangkrut dan beralih profesi.
 
Kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji pada era 2000-an, kembali membuat sebagian perajin berhenti produksi. Sekarang jumlah perajin keramik tak lebih dari 15 orang. Sementara lainnya memilih menjadi pedagang keramik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya