JK: Senior Golkar Turun Tangan Satukan Partai

JK kembali mengingatkan, perpecahan yang terjadi di Golkar harus segera dihentikan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 18 Jan 2016, 16:58 WIB
Wakil Presiden RI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla saat wawancara khusus dengan Tim Liputan6.com, Jakarta, Senin (19/10/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Para senior Partai Golkar 'turun gunung' untuk menyelesaikan dualisme dan menyelesaikan partai berlambang pohon beringin. Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla mengatakan, sikap para senior jangan dicurigai karena hanya ingin menyatukan partai.

"Kita ini yang senior-senior hanya 1 tujuannya, mempersatukan Golkar. Tidak mungkin tidak bersatu. Bagaimana caranya? Ya kita bicara lah. Jangan belum apa-apa sudah curiga. Dilihat dulu tujuannya," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (18/1/2016).

"Semua orang di Golkar mau persatuan. Tinggal bagaimana kita menata persatuan dengan baik," imbuh pria yang kerap disapa JK itu.

JK mengatakan, cara menyatukan partai adalah dengan menggelar musyarawah nasional (munas). Meski demikian, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden itu menyampaikan belum ada pembicaraan terkait munas itu.

"Belum, belum. Saya juga baru mau bicara dengan teman-teman bagaimana itu," ujar dia.

JK kembali mengingatkan perpecahan yang terjadi di Golkar harus segera dihentikan. Apalagi, akibat perpecahan 2 kubu, kantor DPP sampai harus ditutup.

"Golkar tidak punya kantor sekarang, masak mau dibiarkan begitu, ya kan? Hanya ditutup kantornya, masak partai ada begitu. Itu yang kita tidak ingin semuanya," tandas JK.

Mahkamah Partai Golkar (MPG) yang diketuai Muladi pada Jumat 15 Januari 2015 membentuk Tim Transisi dalam rangka mempersiapkan musyawarah nasional. MPG menunjuk Jusuf Kalla sebagai Ketua Tim Transisi, sementara BJ Habibie ditempatkan sebagai pelindung. Sedangkan anggotanya adalah Ginanjar Kartasasmita, Emil Salim, Abdul latif, Siswono Yudohusodo, Aburizal Bakrie, Agung laksono, Theo Sambuaga, Sumarsono, dan Abdul Latif.

Dalam menjalankan tugasnya, tim transisi mempersiapkan kepesertaan munas, panitia penyelenggara, menetapkan waktu dan tempat, serta membuat aturan dan ketentuan yang menjamin pelaksanaan munas yang aspiratif, demokratis, terbuka, dan akuntabel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya