Undang Ratusan Calon Investor, Pemerintah Pamer Jawa Barat

Realisasi PMDN dan PMA di Jawa Barat untuk periode 2014 mencapai Rp 61 triliun atau 23,5 persen dari total pencapaian investasi nasional.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Des 2015, 11:16 WIB
Konsumen saat melakukan pendaftaran layanan investasi 3 jam di kantor BKPM, Jakarta, Senin (26/10/2015). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan komitmen pemerintah demi memberikan pelayanan prima kepada investor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Barat‎ (Jabar) masih dipandang seksi oleh para calon investor dari dalam maupun luar negeri. Pemerintah Propinsi Jabar pun bergerak memacu penanaman modal melalui acara Bogor Economic Summit (BES) yang mengundang ratusan calon investor dari berbagai kalangan.

BES ke-IV ini diselenggarakan di Jakarta, tepatnya kantor pusat BKPM RI, Rabu (16/12/2015) dengan mengambil tema "Transportasi Dalam Kerangka Pengembangan Ekonomi Wilayah."

Kepala BPMPT Propinsi Jabar, Dadang Mohamad mengungkapkan, Jabar sampai saat ini dijuluki sebagai Propinsi yang bersahabat dengan investor. Propinsi tersebut mampu meraup investasi dengan nilai terbesar di Indonesia baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).


"Nilai investasi Jabar merupakan yang terbesar di Indonesia. Realisasi PMDN dan PMA periode 2014 mencapai Rp 61 triliun atau 23,5 persen dari total pencapaian investasi nasional. Dan sampai dengan Juni 2015, realisasi investasi PMA dan PMDN Jabar yang tertinggi di Indonesia dengan nilai Rp 71,4 triliun," ujar Dadang saat mewakili Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan di acara BES.

Propinsi Jabar, menurut Dadang layak menjadi sahabat para penanam modal karena sederet potensi dan fasilitas untuk meraup peluang bisnis di Propinsi tersebut. Dijelaskannya, Jabar memiliki basis sumber daya manusia terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 46 juta jiwa pada tahun lalu. Jumlah ini 18 persen dari total penduduk Indonesia.

"Jabar juga merupakan pusat industri manufaktur, pendidikan, litbang dan hankam, punya 25 kawasan industri strategis yang tersebar di 5 Kabupaten atau Kota. Berada di wilayah strategis berbatasan langsung dengan Ibukota dan menyumbang pertumbuhan 14,33 persen ke PDB nasional, PMA dan PMDN 34,46 persen lebih terhadap nasional, juga produsen beras utama," jelasnya.

Kata Dadang, Jabar pun merupakan jalur lintas utama arus barang, penyedia listrik terbesar untuk Jawa dan Bali, Propinsi penyedia bahan‎ pangan dan berbagai macam potensi lainnya. Guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Barat, pemerintah daerah melakukan percepatan pembangunan proyek infrastruktur strategis, seperti bandara Kertajati, jalan tol, transportasi massal kereta cepat Bandung-Jakarta, pembangunan kota baru Walini dan lainnya.

"Kami iringi dengan kemudahan perizinan, memangkas birokrasi, penguatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan upaya lain dalam rangka mendorong investasi di Propinsi Jabar," tandas Dadang. (Fik/Gdn)



**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya