Inilah Cafe Bertema Gay di Jepang

Jika Anda mengaku seorang fujoshi, wajib mengunjungi kafe ini di Jepang.

oleh Indy Keningar diperbarui 01 Jun 2015, 09:35 WIB
Jika Anda mengaku fujoshi, wajib mengunjungi kafe ini.

Liputan6.com, Jakarta Fujoshi merupakan sub-kultur asal Jepang yang beranggotakan para fujoshi, yaitu kaum wanita yang senang menyaksikan percintaan antar dua pria.

Kultur yaoi ini berkembang dari manga dan anime dengan genre yaoi (cinta antar pria), baik seksual maupun tidak. Yaoi semakin menjamur hingga muncullah doujin (komik karangan penggemar) dengan kisah dua karakter fiktif laki laki menjalin cinta, walau mungkin dalam kisah yang ditampilkan pengarang, mereka tidak menjalin cinta atau hanya sahabat.

Kini, kultur fujoshi pun sudah mendunia, dengan membludaknya fanart dan fanfic bertema yaoi. Walau tidak banyak wanita yang berani terang-terangan mengaku dirinya fujoshi karena kesenangan ini sesungguhnya masih diklasifikasi sebagai fetish. Kata “fujoshi” itu sendiri pun sesungguhnya berarti “wanita busuk” yang mengacu pada sebutan peyoratif.

Digabungkan dengan tren kafe bertema unik yang berjamuran di Jepang –seperti kafe kucing, kafe maid, dan kafe burung hantu, hadirlah Boy’s Love Academy Cafe. Kafe dengan tema percintaan antar pria ini ada di Otome Road di Ikebukuro, distrik entertainment di Tokyo, Jepang.

Sesuai dengan namanya, kafe ini mengusung tema sekolah, dengan pelayan-pelayan pria muda berwajah babyface yang berperan sebagai murid sekolah. Mereka pun juga memiliki karakter spesifik dengan tingkat kelas masing-masing. Sehingga seringkali ada pelayan yang dipanggil dengan sebutan “Senpai”, yang merujuk pada sebutan untuk senior. Ini secara tidak langsung menjadi gimmick, dimana dalam budaya yaoi, ada sesuatu yang romantis dari seorang cowok imut-imut memanggil orang yang disukainya “Senpai”. Ada kesan si Senpai merupakan orang yang bisa melindunginya.

Foto dok. Liputan6.com

Kira-kira yang mana yang merupakan 'Senpai'?

Foto dok. Liputan6.com

Para 'murid' pelayan kafe.

Atraksi utamanya, para pelayan ini akan memperagakan adegan selayaknya sepasang kekasih di depan pelanggan.

Untuk itu, pelanggan perlu memesan makanan, dimana untuk setiap pesanan makanan berbeda, akan ditampilkan jenis adegan berbeda. Pilihan paling populer adalah “Fantasizing Coupling Pocky”. Dengan memesannya, Anda akan menyaksikan dua pelayan bermain peran dengan biskuit stik Pocky dan berciuman di atas sofa. Untuk makanan utama, ada “Coupling Onigiri” dimana dua pelayan akan membuat makanan untuk Anda sementara mereka bercanda mesra. Namun, tidak ada adegan yang eksplisit, dan semua pelayan berpakaian lengkap selama melakukan atraksi.

Foto dok. Liputan6.com

Muach!

Kafe menyajikan variasi makanan utama, makanan ringan, pencuci mulut, dan minuman. Harga dasar kafe dibanderol 1000 yen (setara Rp. 107.000) untuk satu sesi yang berlangsung selama satu jam, seperti dilaporkan dari en.rocketnews.com, Senin (1/6/2015). (Ikr/ibo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya