Walikota Bogor Bima Arya Didemo Pedagang Bra

Mereka meminta pembongkaran lapak pedagang di lokasi tempat penampungan sementara (TPS) di Pasar Kebon Kembang, Bogor Tengah ditunda.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 13 Mei 2015, 17:16 WIB
Membangun kota dalam taman dan membuat bogor menjadi lebih hijau daripada angkotnya, itulah sekilas misi dari Walikota Bogor.

Liputan6.com, Bogor - Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto didemo puluhan pedagang bra dan celana dalam di pelataran Plaza Balaikota Bogor. Kedatangan mereka meminta Walikota Bogor agar menunda pembongkaran lapak pedagang di lokasi tempat penampungan sementara (TPS) di Pasar Kebon Kembang, Bogor Tengah.

"Kami mohon jangan dibongkar sekarang, dimana kita mau cari makan. Kita meminta jualan sampai malam lebaran," ujar Tisna (38), pedagang pakaian dalam di Pasar Kebon Kembang, saat demo di Balaikota Bogor, Rabu (13/5/2015).

Tisna mengatakan, selama ini mereka tidak sanggup membeli kios baru di Blok A Pasar Kebon Kembang karena harganya per meternya sangat mahal. Karena itu, dia meminta Walikota Bogor agar memberi kesempatan para pedagang kecil tetap berjualan.

"Kami janji, setelah lebaran kita enggak jualan lagi dan akan pulang kampung," kata Tisna.

Tuntutan serupa dikatakan Yusi, pedagang bantal dan guling. Dia mengatakan, nasib pedagang lama tersingkir sejak Blok A Pasar Kebon Kembang direnovasi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Pakuan Jaya.

"Dari mana kita bisa beli kios kalau harga kios per meternya itu sekarang mencapai Rp 25 juta?" ucap Yusi.

Aksi demo sempat memanas saat tidak ada satupun pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang menemui mereka. Untuk menghindari keributan, Direktur Utama PD PPJ Abdul Latif menemui para pendemo di depan Balaikota Bogor.

Kepada para pedagang, Abdul memberikan kesempatan untuk pedagang tetap berjualan sampai lebaran nanti.

"Silakan kumpulkan uang dan nanti uangnya gunakan untuk beli kios. Hasil pertemuan dengan Pak Walikota, akhirnya disepakati pedagang boleh berjualan sampai malam takbiran," katanya yang disambut teriakan para pedagang. (Ali/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya