Mengikuti Internasional, Harga Minyak Mentah RI pun Melorot

Negara-negara OPEC sepakat untuk tidak memotong produksi dan mempertahankan kuota produksi sebesar 30 juta barel per hari.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Des 2014, 12:26 WIB
Harga minyak menguat didorong aksi pelaku pasar setelah harga minyak melemah tajam pada pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crud Price (ICP)  November 2014 tercata sebesar US$ 75,39 per barel. Harga tersebut mengalami penurunan US$ 8,33 per barel jika dibanding dengan periode sebulan sebelumnya yang bertengger di harga US$ 83,72 per barel.

Seperti dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal minyak dan Gas Bumi (Migas), Rabu (3/12/2014), harga Minas/SLC mencapai US$ 76,33 per barel, turun sebesar US$ 8,13 per barel dari bulan sebelumnya yang mencapai US$  76,33 per barel.

Penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu:

  1. Negara-negara OPEC sepakat untuk tidak memotong produksi dan mempertahankan kuota produksi sebesar 30 juta barel per hari. Pertemuan antara Arab Saudi, Venezuela, Meksiko dan Rusia sebelum pertemuan OPEC juga gagal menghasilkan kesepakatan untuk melakukan pemotongan produksi.
  2. Berdasarkan laporan International Energy Agency  (IEA)  bulan November 2014, pasokan minyak mentah negara-negara Non OPEC di bulan Oktober meningkat sebesar 165.000 barel per hari yang disebabkan oleh peningkatan pasokan dari AS, Kanada dan UK.
  3. Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA)-USA, tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat dan gasoline selama bulan November 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan Oktober 2014S:
    1. Stok minyak mentah AS di bulan November 2014 naik 2,8 juta barel dibandingkan dengan stok bulan Oktober 2014.
    2. Stok gasoline di bulan November 2014 naik 4,6 juta barel dibandingkan dengan stok bulan Oktober 2014.
    3. Nilai tukar Dolar AS masih menguat dibandingkan mata uang dunia lainnya.
    4. Arab Saudi menurunkan harga jual (official selling price) minyak mentah tujuan AS negara tersebut.

(Pew/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya