PT Kimia Farma dan PT Garam Bangun Pabrik Garam Farmasi

Kapasitas pabrik tersebut mencapai 3.000 ton di tahun pertama. Di tahun selanjutnya akan bertambah dua kali lipat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Apr 2014, 12:44 WIB
(Foto: Ilyas istianur P/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta PT Kimia Farma (Persero) dan PT Garam (Persero) hari ini sepakat menandatangani komitmen kerjasama pembangunan pabrik garam farmasi di Watudakon, Jombang, Jawa Timur.

Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman dan Direktur Utama PT Garam Yulian Lintang, serta disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Direktur Utama PT Kimia Farma Rusi Rosman mengungkapkan kerjasama ini menjadi tonggak sejarah mengingat selama ini kebutuhan garam farmasi 100% adalah impor.

"Kami bersyukur karena ini tonggak kemandirian bahan baku obat, mulai dari garam dan akan kita kembangkan ke yang lain," ungkapnya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (21/4/2014).

Rusdi menjelaskan kapasitas pabrik tersebut mencapai 3.000 ton di tahun pertama. Di tahun selanjutnya akan bertambah dua kali lipat.

Biaya investasi yang dikeluarkan mencapai Rp 28 miliar. Dana tersebut seluruhnya murni dari anggaran belanja modal Kimia Farma pada tahun 2013.

Dalam kerjasama ini, PT Garam (Persero) menjadi satu-satunya perusahaan pemasok bahan baku untuk pembuatan garam farmasi. "Kalau untuk stand by buyer-nya sudah ada dari Pocari Sweat dan Otsuka. Belum lagi perusahaan sampo, sabun, semua itu butuh garam farmasi," jelasnya.

Selama ini, kebutuhan garam farmasi diimpor sebesar 6.000 ton per tahun. Rusdi menjelaskan dengan adanya pabrik ini nanti akan menghemat biaya impor sebesar US$ 2,5 juta.

"Pabrik ini kita targetkan akan rampung di akhir tahun ini, jadi nanti awal tahun depan sudah bisa produksi, pokoknya konstruksi hanya sekitar 6 bulanan," tegas dia.

Setelah nantinya target untuk memenuhi kebutuhan garam farmasi dalam negeri terpenuhi, pabrik etrsebut juga ditargetkan akan mampu impor dan mengembangkan produksi untuk garam pangan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya