Sukses

Tak Mau Ikut Penyadapan NSA, Yahoo Didukung Putusan Pengadilan

Dengan putusan ini, Yahoo seakan ingin 'membersihkan' diri dari tuduhan terlibat program PRISM.

Dituduh terlibat proyek penyadapan National Security Agency dalam program PRISM ternyata membuat Yahoo 'gerah'. Yahoo pun mengajukan gugatan ke pengadilan dan berhasil memaksa Departemen Kehakiman Amerika Serikat unutk mengungkap dokumen rahasia dari tahun 2008.

Dilansir dari laman The Next Web, Selasa (16/7/2013), Yahoo pun bisa melawan perintah Pengadilan Pengawasan Intelijen Luar Negeri yang bersifat rahasia (FISC), yang memaksa Yahoo memberikan data pengguna. Aturan untuk pemberian data pengguna ini berdasarkan Undang Undang Pengawasan Intelijen Luar Negeri atau FISA. Ironisnya, perintah pengadilan itu juga diputuskan oleh pengadilan yang sama.

"Kami sangat senang dengan putusan Pengadilan Pengawasan Intelijen Luar Negeri yang memerintahkan pengadilan untuk melakukan peninjauan kembali dengan mengungkap apa yang sudah diputuskan pengadilan dalam Memorandum of Opinion pada 25 April 2008 silam, juga dokumen legal yang sudah didaftarkan," demikian pernyataan Yahoo.

"Saat dokumen itu dipublikasi, kami percaya mereka akan berkontribusi secara konstruktif dalam diskusi publik terkait privasi di dunia maya," lanjutnya.

Dengan putusan ini, Yahoo seakan ingin 'membersihkan' diri dari tuduhan terlibat program PRISM. Kasus ini mengemuka saat mantan asisten teknis Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) yang kemudian bekerja untuk NSA, Edward Snowden, mengungkap dokumen mengenai program PRISM kepada Guardian dan The Washington Post.

Dalam dokumen itu terungkap mengenai keterlibatan Yahoo dan sejumlah perusahaan lain seperti Microsoft, Google, Apple, serta Facebook. Sebagian besar perusahaan memang membantah keterlibatan program itu.

Langkah yang dilakukan Yahoo ini seperti menegaskan bahwa Yahoo berusahaa menjaga privasi pengguna dengan serius. "Kami tak menyediakan pemerintah dengan akses langsung ke server, sistem, atau jaringan kami," tulis Yahoo, dilansir dari DailyDot.

Yahoo pun menuai pujian dari Electronic Frontier Foundation, lembaga advokasi kebebasan internet. EFF pun berharap langkah yang dilakukan Yahoo akan diikuti perusahaan lain. (gal)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini