Sukses

Elon Musk Ingin Twitter Jadi Platform Pembayaran, Saingi PayPal dan Apple Pay

Twitter dilaporkan sudah mengajukan izin yang diperlukan untuk menjadi platform pembayaran di Amerika Serikat

Liputan6.com, Jakarta - Di bawah kendali Elon Musk, Twitter memang gencar untuk melakukan perubahan besar-besaran untuk fitur, serta mencoba meraup pendapatan dari berbagai layanan berbayar mereka.

Baru-baru ini, sebuah laporan menyebutkan platform media sosial itu ingin memperluas usaha mereka ke sektor pembayaran, untuk bisa bersaing dengan Apple Pay dan PayPal.

Bulan November 2022 lalu, Elon Musk memang sempat merinci rencananya untuk memasuki pasar platform pembayaran, dalam pertemuannya dengan pengiklan yang digelar di Twitter Spaces.

Musk merekomendasikan agar pengguna bisa mentransfer uang ke orang lain yang ada di jejaring sosial tersebut. Namun setelah itu, belum ada kelanjutan soal usulan itu, meski Twitter masih aktif mengembangkannya.

Namun, laporan Financial Times, seperti dikutip dari 9to5mac, Jumat (3/2/2023) melaporkan, Twitter sudah mengajukan izin yang diperlukan, untuk menjadi platform pembayaran di Amerika Serikat.

Berita itu juga menulis, Esther Crawford, Direktur Manajemen Produk, Twitter, juga telah menggarap infrastruktur layanan baru ini. Laporan juga mencatat CEO Tesla ini ingin mengubah Twitter menjadi "aplikasi segalanya."

Platform pembayaran Twitter ini juga kabarnya, akan menambahkan dukungan untuk mata uang kripto di masa yang akan datang, setelah dirilis awal dengan metode pembayaran dan mata uang reguler.

Bisa dibilang, platform pembayaran ini dapat bersaing dengan PayPal atau Apple Pay, yang memungkinkan pengguna tidak hanya membayar di toko, tetapi juga mentransfer uang di antara mereka.

Patut diingat bahwa pada tahun 1999, Elon Musk ikut mendirikan X.com, salah satu bank online pertama, yang kemudian berevolusi menjadi bagian dari raksasa pembayaran PayPal.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elon Musk: Twitter Bakal Punya Langganan Bebas Iklan

Twitter terus melakukan berbagai perombakan besar-besaran, salah satu paling banyak mendapatkan sorotan adalah keberadaan fitur-fitur berlangganan melalui Twitter Blue.

Beberapa hari lalu, Twitter meluncurkan tampilan baru, di mana pengguna bisa melakukan swipe di aplikasi, untuk berpindah linimasa ke For You, Following, dan Lists. Selain itu, Twitter juga merilis fitur Bookmarks.

Soal fitur berbayar, dalam sebuah cuitan terbarunya, sang CEO Tesla mengungkapkan ke depannya, Twitter bakal merilis paket berlangganan bebas dari iklan, dengan harga lebih mahal.

"Iklan terlalu sering di Twitter dan terlalu besar. Mengambil langkah untuk mengatasi keduanya dalam beberapa pekan mendatang," kata Musk di akun Twitter resminya, dikutip Minggu (22/1/2023).

"Juga, akan ada langganan dengan harga lebih mahal yang memungkinkan nol iklan," imbuhnya. Belum diketahui harga layanan bebas iklan Twitter ini.

3 dari 4 halaman

Twitter Bakal Tampilkan Cuitan dari Berbagai Negara

Paket bebas iklan dengan harga lebih mahal itu diungkapkan Musk, di antara beberapa fitur baru Twitter yang bakal rilis di platform media sosial itu.

Dia juga menyebut, dalam beberapa bulan mendatang, Twitter akan menerjemahkan dan merekomendasikan "tweet-tweet luar biasa" dari orang-orang di negara dan budaya lain.

"Ada banyak cuitan epik di negara lain setiap harinya (khususnya Jepang)" kata Elon Musk dalam sebuah utas lain. "Cuitan akan diterjemahkan dulu sebelum direkomendasikan."

Mengutip The Verge, untuk langganan Twitter Blue saat ini, Twitter memberikan beberapa fitur seperti centang biru, undo tweet, unggahan video 1080p lebih panjang, mode baca untuk utas, dan peringkat prioritas obrolan. 

4 dari 4 halaman

Harga Langganan Twitter Blue per Tahun

Sebelumnya, Twitter juga mengumumkan harga baru untuk layanan berlangganan Twitter Blue. Pengguna dapat pilih berlangganan Twitter Blue tahunan ketimbang opsi belangganan secara bulanan baik di aplikasi iOS atau website.

Informasi dibagikan perusahaan lewat laman Help Center, Kamis (19/1/2023), dimana kini tersedia pilihan "Annually" atau "Tahunan" untuk versi web. Tertulis di laman tersebut, pengguna cukup membayar sebesar USD 84 atau sekitar Rp 1,2 jutaan.

Informasi, pilihan langganan per bulan untuk pengguna Android dan iOS sama-sama seharga USD 11 atau Rp 166 ribu, sedangkan biaya bulanan versi web hanya USD 8 (Rp 120 ribuan).

Jika dihitung, pelanggan Twitter Blue tahunan membayar layanan lebih murah yakni sebesar USD 7 (Rp 105 ribu) per bulannya--sebuah perbedaan yang tidak signifikan.

Hingga berita ini ditulis, Twitter Blue baru tersedia di beberapa negara tertentu, seperti di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Jepang. Kabarnya, perusahaanitu akan mulai menggulirkan layanan tersebut dalam waktu beberapa bulan mendatang.

(Dio/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.