Sukses

37 Persen Karyawan di Departemen TIK Nonton Youtube Saat Jam Kerja

Laporan terbaru perusahaan keamanan siber Kaspersky menyatakan, di antara aktivitas yang paling umum dilakukan staf keamanan TI saat bekerja adalah membaca berita (42 persen), menonton video di YouTube (37 persen), dan menonton film atau serial TV (34 persen).

Liputan6.com, Jakarta - Keamanan siber dapat melibatkan tugas atau pekerjaan yang bersifat rutin dan berulang. Karena itu, ia juga secara tidak langsung dapat memengaruhi produktivitas dan motivasi untuk bekerja.

Sejak pandemi Covid,-19, tren pekerjaan jarak jauh semakin mengaburkan batas antara waktu bekerja dan kegiatan pribadi. Itu berdampak pada situasi di mana karyawan sering kali teralihkan dari pekerjaannya.

Laporan terbaru perusahaan keamanan siber Kaspersky menyatakan, di antara aktivitas yang paling umum dilakukan staf keamanan TI saat bekerja adalah membaca berita (42 persen), menonton video di YouTube (37 persen), dan menonton film atau serial TV (34 persen).

Bahkan, sepertiga dari responden dari sekitar 5.200 praktisi TIK dan keamanan siber di seluruh dunia mengaku melakukan olahraga fisik (31 persen) dan membaca literatur profesional (33 persen) saat jam kerja.

Selain itu, nyaris separuh (46 persen) karyawan keamanan TI meyakini kolega mereka meninggalkan pekerjaan karena beban kerja tinggi. Sementara 41 persen karyawan di seluruh departemen juga mengafirmasi pendapat ini.

Di satu sisi, ini tampak kontradiktif dengan begitu banyak jam kerja yang dihabiskan untuk aktivitas senggang. Namun, 48 persen benar-benar menjelaskan peralihan mereka dari pekerjaan disebabkan oleh kebutuhan untuk istirahat di antara tugas, bukan diakibatkan kebosanan atau kurangnya pekerjaan.

"Saya rasa ini bukanlah masalah yang membuat karyawan teralihkan dari pekerjaannya. Harus ada kontrol atas kinerja tugas, dan bukanlah berapa jam kerja yang dihabiskan untuk hobi," ujar Andrey Evdokimov, Head of Information Security di Kaspersky.

Selain itu, kata Evdokimov, menonton video mungkin merupakan hal wajar karena aktivitas ini memberikan wawasan tentang cara menyelesaikan masalah. Namun secara umum, menurut dia, "Jika pekerjaan tidak menarik bagi seorang karyawan dan kurangnya manajemen tugas, mereka akan menemukan cara untuk melakukan sesuatu yang berbeda, bahkan dari kantor sekali pun."

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Efisiensi menurun perlu perhatian

Selain itu, saat bekerja dari rumah diterapkan, beberapa tugas dan pertemuan sekarang mungkin dijadwalkan di luar standar 9-5. Selama hari kerja yang lebih panjang, menjadi lebih penting bagi para karyawan untuk mengambil waktu beristirahat, sehingga mereka dapat tetap produktif selama periode yang diperpanjang ini.

"Pada dasarnya karyawan harus memiliki target, KPI, objektif, dan tolok ukur yang mencirikan kualitas dan kecepatan pekerjaan mereka. Jika kinerja tidak terpengaruh, maka tidak ada masalah dengan fakta bahwa seseorang teralihkan dari pekerjaan," tutur Sergey Soldatov, Head of Security Operations Center di Kaspersky.

Namun, dia menekankan apabila efisiensi kerja seseorang menurun, maka hal itu harus menjadi perhatian.

"Tugas manajerial adalah memberi tahu karyawan tentang produktivitas yang buruk sedini mungkin sehingga mereka dapat menemukan cara untuk memecahkan masalah tersebut," kata Soldatov.

 

3 dari 3 halaman

Rekomendasi Kaspersky

Pakar Kaspersky yang bertanggung jawab atas keamanan TI dan SOC (Security Operations Center) membagikan rekomendasi berikut tentang cara mengelola tim keamanan TI perusahaan dengan tepat:

  • Pastikan perusahaan dilengkapi dengan staf keamanan TI. Jumlah optimal dapat diperkirakan sebagai satu karyawan keamanan siber untuk setiap 10 profesional TI;
  • Untuk pengoperasian OC sepanjang waktu, setidaknya harus ada lima karyawan yang bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan. Terapkan sistem kerja shift untuk menghindari beban kerja berlebihan;
  • Mengalihdayakan tugas keamanan TI umum kepada karyawan outsourcing. Ini akan memberikan karyawan internal lebih banyak waktu untuk fokus pada perlindungan infrastruktur TI perusahaan yang lebih spesifik dan perlu ditangani secara khusus.
  • Pastikan memberi karyawan tugas yang berbeda dan tidak standar sehingga mereka tidak terjebak dalam kebiasaan dan dapat lebih mengembangkan keterampilan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.