Sukses

Facebook Tutup Akun-Akun Terindikasi Aktivitas Mencurigakan di Myanmar

Facebook telah menutup sejumlah akun, grup dan halaman di jejaring sosialnya di Myanmar dengan alasan aktivitas mencurigakan

Liputan6.com, Jakarta - Facebook mengatakan telah menutup sejumlah akun, grup dan halaman di jejaring sosialnya di Myanmar dengan alasan aktivitas mencurigakan.

Mengutip keterangan resmi Facebook Newsroom, Jumat (23/8/2019), secara akumulatif perusahaan telah menutup 89 akun, 107 halaman dan 15 grup di Facebook, serta lima akun di Instagram. Beberapa di antaranya memiliki puluhan dan ratusan ribu pengikut.

"Orang-orang di balik aktivitas ini menggunakan akun palsu--beberapa di antaranya telah dinonaktifkan oleh sistem otomatis kami--untuk mempromosikan konten mereka, meningkatkan keterlibatan, dan mengelola Grup dan Halaman," ujar Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Kemanan Siber.

Penyelidikan Facebook menunjukkan, "beberapa aktivitas ini memiliki hubungan dengan orang-orang yang terkait dengan militer Myanmar", meskipun mereka telah berusaha menyembunyikan identitas sebenarnya dengan menggunakan akun-akun palsu dan menggungah konten dan artikel seputar isu nasional dan lokal, termasuk kejahatan, hubungan etnis, selebritas, dan militer.

Facebook menyebut perusahaan akan terus melakukan upaya untuk mengatasi ujaran kebencian dan misinformasi, termasuk membuat alat dan teknologi yang lebih baik. Selain itu, perusahaan juga tengah mengantisipasi Pemilu Amerika Serikat pada 2020 mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sebar Misinformasi di Hong Kong, Facebook dan Twitter Tutup Ratusan Akun

Diwartakan sebelumnya, Twitter dan Facebook baru saja mengumumkan telah menutup dan menangguhkan ribuan akun karena diyakini mendukung pemerintah Tiongkok dalam melawan protes di Hong Kong.

Pada Senin 19 Agustus 2019, kedua perusahaan mengungkap penyelidikan terhadap penyebaran misinformasi dalam upaya menekan gerakan pro-demokrasi Hong Kong.

Dikutip dari Twitter via The Verge, Selasa (20/8/2019), ada sekitar 936 akun ditutup dan menangguhkan 200.000 akun lainnya karena penyebaran misinformasi tersebut.

"Semua akun telah ditangguhkan karena berbagai pelanggaran kebijakan tentang manipulasi informasi di platform kami," tulis Twitter di blog resmi.

Mengekor Twitter, Facebook juga melakukan "pembersihan" di platform-nya. Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook mengatakan, perusahaan telah menghapus tujuh pages, tiga groups, dan lima akun karena ikut serta menyebarkan misinformasi di Hong Kong.

Ada sekitar 15.500 akun mengikuti salah satu pages di Facebook (FB), dan 2.200 pengguna FB ikutan join di dalam salah satu groups tersebut.

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.