Sukses

Asteroid 'Dewa Yunani' Ternyata Berpotensi Mengancam Bumi

NASA memprediksi, jarak asteroid tersebut akan lebih dekat dengan Bumi dalam hitungan waktu puluhan tahun lagi. Apakah berbahaya?

Liputan6.com, California - Meski NASA sudah mengumumkan tak akan ada asteroid yang bakal mendekati Bumi dalam beberapa tahun ke depan, kenyataannya masih ada satu objek yang diduga masih mengancam. Asteroid itu tak lain adalah 3200 Phaethon, atau lebih sering dijuluki asteroid 'Dewa Yunani'.

Menurut keterangan laman Mirror, Kamis (4/1/2018), 3200 Phatthon memiliki ukuran sangat besar. Ukuran asteroid tersebut melebihi dari perkiraan para astronom.

Sebelumnya, astronom memperkirakan asteroid berdiameter tidak lebih dari 5 kilometer. Dan kini, mereka mengoreksi perkiraan tersebut.

Astronom yang bekerja di Planetary Radar di Arecibo Observatory, Puerto Rico ini menjelaskan, dari gambar asteroid yang mereka amati ukuran diameter Phaethon 3200 ternyata lebih besar 0,6 mil dari ukuran sebelumnya.

"Jadi jika dihitung, asteroid memiliki diameter 3,6 mil atau sekitar 5,8 kilometer. Bentuknya juga mirip dengan asteroid Bennu," ujar astronom pimpinan Planetary Radar, Patrick Taylor.

Terkait jaraknya dengan Bumi, Taylor menambahkan, per 17 Desember 2017 asteroid tersebut berada pada jarak 10,3 juta kilometer dari Bumi.

Dengan jarak 10,3 juta kilometer, Taylor mengklaim jarak 3200 Phaeton merupakan jarak terdekat kedua ke Bumi di sepanjang abad ini. Dan nanti, pada 2093 mendatang, 3200 Phaethon cuma akan berjarak 3 juta kilometer dari Bumi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengapa Dijuluki Dewa Yunani?

Alasan mengapa NASA memberikan julukan Dewa Yunani ke asteroid ini, karena berdasarkan legenda nama "Phaethon" adalah dewa yang menyebabkan kerusakan besar di Bumi. Namun tenang saja, NASA mengklaim 3200 Phaethon tak akan merusak Bumi seperti dewa aslinya.

"Ia akan melewati jarak 6,5 juta mil dari Bumi, masih jauh dan bahkan 27 kali lebih jauh daripada jarak Bumi dengan Bulan," ujar NASA dalam keterangan resminya.

Walau demikian, NASA mengakui 3200 Phaethon adalah asteroid kategori "near-Earth" (terdekat dengan Bumi) yang berbahaya jika tidak 'ditanggulangi'.

Karena itu, para ilmuwan di NASA Jet Propulsion Laboratory tengah merencanakan menggunakan model 3D asteroid untuk meneliti kembali bentuknya.

3 dari 3 halaman

Ditemukan Sejak 2007 Silam

3200 Phaethon ternyata ditemukan NASA sejak Desember 2007 silam. Ia diyakini menjadi bagian dari hujan meteor Geminid yang akan terjadi pada 13 Desember mendatang.

Namun demikian, meski termasuk dalam bagian hujan meteor, NASA sekali lagi menjamin asteroid ini tak akan jatuh ke Bumi. Apalagi, tingkat aktivitasnya cukup rendah dan ia bisa saja akan mengitari orbit luar Bumi.

NASA sendiri mengungkap asteroid bisa disaksikan dengan teleskop khusus di beberapa observatorium. Waktu terbaik untuk menyaksikannya sudah lewat, antara 11-21 Desember 2017.

"Ia muncul saat hujan meteor Geminid. Jika ingin melihatnya, ambil waktu terbaikmu pada periode 11-21 Desember," lanjut NASA menerangkan.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.