Sukses

Pemasok iPhone di Tiongkok Ogah Pindah ke AS

Perusahaan pemasok iPhone di Tiongkok yang menjadi mitra Apple enggan pindahkan produksi mereka ke Amerika Serikat, ini alasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Selama kampanye pemilihan presiden, Presiden Amerika Serikat Terpilih Donald Trump mengajak perusahaan teknologi untuk melakukan proses produksi di dalam negeri. Padahal, produk seperti iPhone milik Apple komponennya banyak dipasok dari Tiongkok.

Hal tersebut sangat mengganggu Trump karena para pekerja di Amerika Serikat dianggap tak diuntungkan. Selain itu, saat orang AS membeli iPhone, menurut Trump, pihak yang diuntungkan adalah para pekerja di luar negeri.

Apple pun dikabarkan telah berbicara dengan para pemasok komponen iPhone di Tiongkok, sebut saja Foxconn dan Pegatron. Kepada para produsen komponen, Apple mengajak agar perakitan iPhone dilakukan di Amerika Serikat.

Mengutip laporan Phone Arena, Jumat (30/12/2016), kabarnya Foxconn setuju membantu Apple untuk memindahkan logistik, sedangkan Pegatron dikabarkan mengatakan hal tersebut bakal meningkatkan biaya, sehingga akan jadi penghalang.

Kini, sebuah laporan baru menyebutkan kebanyakan pemasok komponen Apple di Tiongkok menolak memindahkan produksi mereka ke Amerika Serikat. Salah satunya, Lens Technologies yang menyediakan kaca untuk Apple. Perusahaan tersebut enggan membayar upah pekerja lebih mahal.

Selain itu, Lens Technologies menilai, para pekerja di Amerika tak sefleksibel pekerja di Tiongkok dalam hal jadwal kerja guna memenuhi produk yang diinginkan perusahaan.

Sejauh ini Apple telah membangun sebuah sistem di Tiongkok, yang mana para pemasok komponen iPhone ini bekerja bersama-sama di dekat pabrik yang dimiliki oleh Foxconn dan Pegatron. Dengan memindahkan produksi iPhone ke AS, kemungkinan besar Apple tak bisa meniru sistem ini.

Oleh karenanya, perusahaan pemasok komponen untuk iPhone harus menyelesaikan masalah ini sendiri. Sebagai gambaran, sebuah pesanan komponen metal tertentu yang bisa dipenuhi hanya dalam 10 hari di Shenzhen, butuh waktu satu bulan untuk dipenuhi jika produksi dilakukan di Amerika Serikat. Penyebabnya, perusahaan-perusahaan di AS tidak bisa menyediakan apa yang dibutuhkan untuk membantu produksi komponen tersebut.

Sebelumnya, Trump mengatakan bakal memberlakukan pajak 35 persen untuk produk yang dibuat di luar negeri dan masuk ke AS, salah satunya iPhone. Hal ini pun dinilai akan meningkatkan harga jual iPhone saat dibeli oleh konsumennya. Dengan demikian, perusahaan sekelas Apple secara tak langsung dipaksa memproduksi iPhone di Amerika Serikat.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.