Sukses

Beck VS Beyonce, Siapa Pantas Dapat Grammy?

Meski menang, Beck bukan musisi yang diunggulkan. Jika dibandingkan dengan Beyonce, lebih pantas mana?

Liputan6.com, Los Angeles Kemenangan Beck dalam ajang Grammy Awards yang sangat bergengsi, praktis menuai kontroversi. Dalam penganugrahan tersebut, Beck berhasil menyabet piala dengan kategori Album Terbaik Tahun Ini.

Perdebatan pun bermunculan terkait kemenangannya. Mengingat nama Beck yang kurang mendapat perhatian dan tidak dijagokan dibanding para nominator lainnya.

Lihat saja, ia mampu mengalahkan nama-nama musisi besar lainnya dalam kategori tersebut, seperti Beyonce dengan album Beyonce, Ed Sheeran dengan album X, Sam Smith dengan album In The Lonely Hour, dan Pharrel Williams dengan album Girl.

Keseriusannya dalam bermusik pun makin dipertanyakan jika anda mencari di Youtube, sulit untuk menemukan videoklip dari album tersebut. Baik salah satu single maupun keseluruhan albumnya.

Dan musisi yang paling kesal akan kemenangan Beck ialah Kanye West. Bahkan suami Kim Kardashian ini menyatakan kalau Beyonce lebih pantas untuk mendapatkan penghargaan album terbaik tahun ini tersebut. Berikut Liputan6.com berusaha untuk memberikan head to head, Beck VS Beyonce.

Produktifitas

Dari segi produksi, Beyonce melakukan strategi yang cukup brilian di album yang dinamai sama dengan nama dirinya. Di album Beyonce tersebut, istri rapper Jay Z ini menampilkan sejumlah pilihan musik yang menarik bagi khalayak hipster saat ini. Menantang sentuhan pop dengan perluasan R&B-nya, membuat Beyonce berani untuk menampilkan yang sedikit aneh namun tetap diterima oleh khalayak.

Sedangkan kalau dalam kubu Beck, memberikan sentuhan orkestra yang sedikit (maaf) agak usang jika dibandingkan Beyonce atau bahkan musisi-musisi lainnya yang menjadi nominator dalam album yang sama. Orkestrasi dalam albumnya tersebut disinyalir merupakan sentuhan dari ayahnya.

Artistik

Album Both Morning Phase milik Beck dan album Beyonce milik Beyonce, adalah sajian artistik dari segi kualitas dan prestasi. Kedua album ini memiliki rasa yang sama melankolisnya. Beyonce dengan menjadikan pernikahan sebagai inspirasinya, dan Beck menjadikan kegelapan perasaan yang merasa diisolasi sebagai penguatnya. Namun Beyonce melibatkan beberapa musisi dalam menulis lagu, namun Beck lebih memilih menulisnya sendiri.

Dampak Budaya

Beyonce menjadi santapan lezat para juru warta. Itu sudah jelas dengan cara dilihatnya jumlah pemberitaan yang sering dipublikasikan, Beyonce jauh di atas angin. Mulai dari hal yang positif seperti sisi feminisme dan eksplorasi seksualitasnya saat berbicara di Flawless, hingga yang negatif yaitu kontroversi pembayaran videoklip yang pernah dikerjakan oleh Terry Richardson.

Meskipun tidak sejauh Beyonce dalam keseriusan penggarapan seperti tidak adanya penyajian videoklip, namun Beck menunjukan ketelitiannya dari setiap komposisi musik yang ia tawarkan dalam album tersebut sehingga jika didengarkan dapat menginspirasi seniman lainnya.

Namun tentu saja, pengawasan dari para penikmat perlu diperhatikan supaya menyajikan sesuatu yang mereka sukai. Itu akan mendongkrak popularitas si musisi itu sendiri. Dan akan menjadi virus dalam budaya kaum muda.

Penjualan

Meskipun kita tidak perlu menilai kuantitas dan kualitas sebagai tolak ukur Grammy Awards, namun patut diketahui bahwa penjualan album milik Beck hanya laku sekitar 300 ribu kopi. Jauh jika dibandingkan oleh Beyonce yang meraih angka 2 juta kopi, di Amerika Serikat saja.

Meski demikian, ini hanyalah sekedar ulasan semata. Dan kita sama-sama tidak mengetahui, apa saja sebenarnya yang menjadi tolak ukur penyelenggara untuk memenangkan salah satu musisi di ajang bergengsi, Grammy Awards tahun ini. Apapun itu, selamat bagi Beck telah memenangkan pertarungan sengit di kategori Album of the Year.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.