Sukses

Anak Usaha Bukit Asam Kantongi Pinjaman Rp 20 Triliun dari Bank Mandiri, untuk Apa?

Anak usaha Bukit Asam (PTBA) akan memakai pinjaman itu untuk proyek PLTU Mulut Tambang.

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) menerima fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp 20 triliun.

Pinjaman ini merupakan take over dari The Export-Import Bank of China (CEXIM). Fasilitas pinjaman ini akan dialokasikan untuk proyek PLTU Mulut Tambang.

Proyek tersebut memiliki peran penting dan mendukung salah satu sasaran nawacita, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis, khususnya kedaulatan energi.

"Total investasi secara dolar itu USD 1,68 milia dengan kapasitas 2x660 megawatt atau kurang lebih 1.320 megawatt yang di-takeover. Karena ini kan loannya 75:25, itu sekitar USD 1,27 miliar (dari Mandiri), equivalent kurang lebih Rp 20 triliun," ungkap Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail kepada wartawan, Senin (30/9/2024).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, kerjasama pembiayaan ini merupakan langkah strategis untuk sinergi bisnis antara bank mandiri dengan Huadian Bukit Asam Power. Selanjutnya, Bank mandiri senantiasa siap untuk melaksanakan sinergi ini lebih erat lagi dengan China Huatian Group dan juga Bukit Asam Tbk.

"Melalui pembiayaan yang cukup besar ini, USD 1,27 miliar, kita berharap secara ekosistem ini juga nantinya dapat kita dukung dengan terobosan-terobosan solusi yang sudah kita siapkan," kata Darmawan.

Penandatanganan pinjaman disaksikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Dia mengapresiasi langkah Bank Mandiri lantaran menyediakan fasilitas pendanaan yang kompetitif dibandingkan juga bank-bank global, utamanya dari sisi bunga.

"Proyek ini didanai sebelumnya dari pendanaan luar negeri, ya lebih tinggi sedikit bunganya. Nah kita competitiveness, ternyata kita bisa memberikan pendanaan yang lebih baik," kata Erick.

Menurut dia, aksi ini sejalan dengan cita-cita Bank Mandiri pada 2032 yang ingin menjadi salah satu bank terbaik di Asia Tenggara. 

 

 

2 dari 5 halaman

2 Anak Usaha Bukit Asam Teken Perjanjian Penting, Soal Apa?

Sebelumnya, dua anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bergerak di bidang pembangkitan listrik tenaga uap, menyepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait Komitmen Prioritas dalam Perdagangan Karbon. Dua emiten itu adalah PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dan PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI).

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail mengatakan, kesepakatan ini merupakan langkah strategis yang mencerminkan komitmen PTBA dalam mendukung tujuan MIND ID dan Kementerian BUMN. Serta, memajukan sinergi di lingkungan anak dan afiliasi perusahaan PTBA.

"Penandatanganan MoU ini adalah wujud nyata dari komitmen PTBA untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kami yakin melalui sinergi dan kepatuhan terhadap regulasi perdagangan karbon, PTBA dan entitas-entitas di bawahnya akan semakin berperan aktif dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih baik," kata Arsal dalam keterangan resmi, Selasa (17/9/2024).

Arsal berharap, sinergi antara HBAP dan BPI dapat memperkuat pengelolaan karbon di seluruh lini bisnis anak dan afiliasi perusahaan PTBA.

MoU ini juga memperkuat komitmen PTBA dan entitas-entitas di bawahnya untuk mematuhi peraturan terkait perdagangan karbon yang telah berlaku di Indonesia. Hal ini merupakan langkah nyata dalam mendukung inisiatif pemerintah mengurangi emisi karbon, dan memperkuat manajemen karbon di dalam proses bisnis.

"Dengan langkah ini, PTBA menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda keberlanjutan nasional sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan prinsip-prinsip ESG (environmental, social, and governance)," imbuh Arsal.

3 dari 5 halaman

Bukit Asam Kantongi Laba Sebesar Ini pada Semester 1 2024

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, Bukit Asam meraih pertumbuhan positif dari sisi pendapatan.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan pendapatan Rp 19,64 triliun pada semester I 2024. Pendapatan itu naik 4,16 persen dibandingkan semester I 2024 yang tercatat sebesar Rp 18,86 triliun.

Seiring naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 naik menjadi Rp 16,24 triliun dari Rp 14,76 triliun pada semester I 2024. Alhasil, laba kotor perseroan tergerus  tersisa Rp 3,4 triliun, lebih rendah dari laba kotor pada semester I 2024 yang tercatat sebesar Rp 4,1 triliun.

Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 929,34 miliar, beban penjualan Rp 364,7 miliar, dan penghasilan lainnya Rp 407,76 miliar.

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan penghasilan keuangan sebesar Rp 119,42 miliar, biaya keuangan Rp 114,38 miliar, dan bagian atas keuntungan entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 182 miliar.

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,03 triliun. Laba itu turun 26,76 persen dibandingkan laba semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2,78 triliun.

Aset PTBA sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi Rp 38,39 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 38,77 triliun.

Liabilitas ikut naik menjadi Rp 18,87 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 17,2 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi Rp 19,52 triliun dari Rp 21,57 triliun yang dicatatkan pada akhir tahun lalu.

 

4 dari 5 halaman

Bukit Asam Sulap Batu Bara jadi Bahan Baku Baterai Li-ion Pertama di Dunia

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memulai pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion). Konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet ini merupakan yang pertama di dunia.

Artificial Graphite merupakan bahan utama untuk pembuatan anoda. Adapun Anode Sheet adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub positif), salah satu komponen penting untuk baterai Li-ion.

Peluncuran perdana (soft launching) pilot project dari Artificial Graphite dan Anode Sheet di Kawasan Industri Tanjung Enim pada hari ini, Senin 15 Juli 2024., antara lain Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail beserta jajaran Direksi PTBA, dan Direktur Pemanfaatan Riset & Inovasi pada Industri BRIN, Mulyadi Sinung Harjono.

Pilot project ini diharapkan dapat terus berlanjut hingga ke tahap komersial. Dia menekankan, keberlanjutan proyek ini sangat memerlukan dukungan dan kajian mendalam dari aspek keekonomiannya.

 

 

5 dari 5 halaman

Komitmen Perseroan

Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo menyampaikan bahwa seluruh perusahaan di bawah Grup MIND ID senantiasa berkomitmen dalam mengoptimalkan nilai tambah sumber daya mineral dan batu bara Indonesia.

Termasuk melalui mandat untuk mengelola sumber daya dan cadangan strategis, melakukan hilirisasi, dan kepemimpinan pasar guna menjadi perusahaan kelas dunia.

"MIND ID memiliki fokus mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik. Karena itu, potensi ini harus didukung sepenuhnya oleh seluruh Grup MIND ID. Proyek ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya mendukung diversifikasi usaha PTBA, tetapi juga memperkuat posisi kita dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik di masa mendatang," kata Dilo dalam keterangan resmi, Senin (15/7/2024).

Sementara Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail mengatakan, pengembangan batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet merupakan wujud komitmen PTBA dalam mendukung kebijakan Pemerintah untuk mendorong hilirisasi batu bara serta menjaga ketahanan energi nasional.