Sukses

IHSG Merosot Tinggalkan 7.200, Sektor Saham Keuangan Pimpin Koreksi

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,61 persen ke posisi 7.117,42 pada perdagangan Kamis, 2 Mei 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur pada perdagangan Kamis (2/5/2024). Koreksi IHSG didorong sentimen global terutama dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang mempertahankan suku bunga acuan.

Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,61 persen ke posisi 7.117,42. Indeks LQ45 terpangkas 3,02 persen ke posisi 898,75. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.234,36 dan level terendah 7.072,47. Sebanyak 405 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 178 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.289.900 kali dengan volume perdagangan 19,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 16,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.180. Investor asing melepas saham senilai Rp 2,5 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 5,35 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham industri naik 0,11 persen dan sektor saham kesehatan menanjak 0,12 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan terpangkas 2,78 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi melemah 1,14 persen, sektor saham basic tergelincir 1,68 persen, sektor saham nonsiklikal susut 0,68 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal terpangkas 1,75 persen, sektor saham properti tergelincir 1,51 persen, sektor saham teknologi melemah 0,93 persen, sektor saham infrastruktur turun 0,19 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 2,02 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 1,61 persen ke posisi 7.117 yang didorong koreksi saham IDX Finance sebesar 2,78 persen dan IDX transportasi susut 2,02 persen. Koreksi IHSG itu dinilai lantaran bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) yang menahan suku bunga acuan di 5,5 persen.

“Koreksi IHSG ini merespons adanya keputusan The Fed yang kembali menahan suku bunga acuannya di 5,5 persen sehingga investor cenderung khawatir dan beralih ke aset yang lebih minim risiko,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prediksi IHSG

Selain itu, Herditya menuturkan, dari sisi kinerja perbankan yang memang masih membaik tetapi tidak sebesar kuartal IV 2023. “Ditambah dengan adanya kenaikan BI rate tentu juga akan membebani IHSG,” ujar dia.

Pada perdagangan Jumat, 3 Mei 2024, IHSG berpeluang menguat dengan level support di 7.072 dan level resistance di 7.130.

“Pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dunia dan akan adanya pembagian dividen dari beberapa emiten,” ujar dia.

Di sisi lain, dengan kebijakan the Fed yang higher for longer, menurut Herditya masih akan berpengaruh negatif terhadap pergerakan IHSG.

3 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham TRGU melonjak 34,21 persen
  • Saham NASI melonjak 20,78 persen
  • Saham MSKY melonjak 18,33 persen
  • Saham OKAS melonjak 17,50 persen
  • Saham LAPD melonjak 14,29 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham ATLA merosot 24,82 persen
  • Saham FITT merosot 22,07 persen
  • Saham NINE merosot 16,67 persen
  • Saham DADA merosot 16,67 persen
  • Saham GOLD merosot 11,76 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BBRI tercatat 137.960 kali
  • Saham BMRI tercatat 105.019 kali
  • Saham BBNI tercatat 44.842 kali
  • Saham BBCA tercatat 32.968 kali
  • Saham ATLA tercatat 30.527 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BMRI tercatat Rp 3,2 triliun
  • Saham BBRI senilai Rp 3 triliun
  • Saham BBCA senilai Rp 935,6 miliar
  • Saham BBNI senilai Rp 900,8 miliar
  • Saham ASII senilai Rp 526,1 miliar
4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis, 2 Mei 2024 setelah bank sentral AS atau the Fed memilih pertahankan suku bunga acuan.

Dikutip dari CNBC, Ketua the Fed Jerome Powell mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga sehingga kurangi kekhawatiran mengenai ketidakmampuan bank sentral mengendalikan inflasi.

Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan di bursa saham Asia dengan naik 2,4 persen. Indeks Hang Seng teknologi melonjak 4,4 persen setelah saham produsen kendaraan listrik China menguat lantaran rilis pengiriman kendaraan pada April. Bursa saham China libur untuk peringati hari buruh.

Yen Jepang yang awal pekan bergejolak, terakhir diperdagangkan di posisi 155,31 terhadap dolar AS. Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 0,1 persen menjadi 38.236,07. Indeks Topix mendatar di posisi 2.728,53.

Indeks ASX 200 naik 0,23 persen ke posisi 7.587. Indeks Kospi merosot 0,31 persen ke posisi 2.683,65. Indeks Kosdaq susut 0,17 persen ke posisi 867,48. Investor analis data harga konsumen dari Korea Selatan yang menunjukkan kenaikan lebih lambat pada April dibandingkan Maret.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini