Sukses

Saham GameStop Longsor 19,7% Usai Umumkan Mau Jual Saham Lagi

Saham GameStop anjlok setelah mengatakan berencana untuk menjual saham tambahan dan melaporkan penurunan penjualan pada kuartal I 2024. Bagaimana sebenarnya kinerja fundamental perusahaan ini?

Liputan6.com, Jakarta - Saham perusahaan ritel video game dan elektronik asal Amerika Serikat (AS), GameStop anjlok 19,7% pada perdagangan hari Jumat 17 Mei 2024.

Melansir CNBC International, Sabtu (18/5/2024) anjloknya saham GameStop terjadi setelah perusahaan mengatakan berencana untuk menjual saham tambahan atau rights issue dan melaporkan penurunan penjualan kuartal I 2024.

Dalam pengajuan peraturan baru, pengecer video game tersebut mengatakan akan menjual hingga 45 juta saham biasa kelas A dalam penawaran di pasar.

Penjualan saham baru ini terjadi setelah saham GameStop melonjak di awal pekan ini seiring kebangkitan singkat perdagangan saham meme.

Kinerja Kuartal I 

Dalam pernyataan terpisah, GameStop memperkirakan penjualan bersih kuartal I akan berkisar antara USD 872 juta hingga USD 892 juta atau setara Rp 14,2 triliun, turun dari sekitar USD 1,24 miliar atau setara Rp 19,7 triliun pada kuartal yang sama tahun lalu.

Sementara itu, dua analis yang disurvei oleh FactSet mengatakan mereka memperkirakan pendapatan kuartal II sekitar USD 1 miliar (Rp 15,9 triliun).

Adapun kerugian bersih GameStop pada kuartal I yang diperkirakan mencapai antara USD 27 juta dan USD 37 juta (Rp 590,6 miliar) lebih kecil dari kerugian bersih sebesar USD 50,5 juta (Rp 806,2 miliar) pada periode tahun sebelumnya. 

Pada akhir Maret 2024, GameStop mengumumkan pemutusan hubungan kerja dalam jumlah yang tidak ditentukan untuk mengurangi biaya.

Michael Pachter, analis Wedbush yang meliput GameStop, mengatakan GameStop tidak dalam posisi untuk menghasilkan keuntungan.

 

"Mereka menghasilkan USD 6 juta tahun lalu dan menghabiskan banyak uang," kata Pachter.

 

"Kami memperkirakan mereka (GameStop) akan kehilangan USD 100 juta per tahun di masa depan. Ini adalah perlombaan untuk melihat apakah mereka dapat menutup toko dengan cukup cepat untuk membatasi kerugian, namun mereka tidak memiliki rencana yang menunjukkan bahwa mereka dapat meningkatkan pendapatan atau keuntungan, dan bisnis inti mereka sedang menurun," bebernya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Miliarder Warren Buffett Beli Saham Perusahaan Asuransi Chubb, Nilainya Segini

Portofolio saham perusahaan investasi Berkshire Hathaway milik miliarder Warren Buffett kembali terungkap. Berkshire Hathaway mengungkapkan kepemilikan besar di perusahaan asuransi Chubb dan mengungkapkan investasi yang disembunyikan sejak tahun lalu.

Mengutip CNN, ditulis Kamis (16/5/2024), Berkshire Hathaway akuisisi hampir 26 juta saham Chubb yang diketahui berdasarkan pengajuan ke Securities and Exchange Commission (SEC) pada kuartal I 2024. Nilai akuisisi sebesar USD 6,7 miliar atau sekitar Rp 106,79 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.938).

Berkshire Hathaway telah melindungi posisi tersebut dari publik saat sedang membangun sahamnya dan meminta “perlakuan rahasia” dari SEC dalam pengajuan sebelumnya.

Chubb, sebuah perusahaan asuransi yang beroperasi di 54 negara menjadi berita utama pada Maret setelah perusahaan itu menanggung obligasi banding mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump hampir USD 92 juta dalam gugatan pencemaran nama baik yang diajukan oleh E.Jean Carroll.

CEO Berkshire Hathaway Buffett telah mengumpulkan banyak investor yang meniru gerakan portofolionya. Tidak terkecuali saham Berkshire Hathaway di Chubb. Saham Chubb melonjak lebih dari 8 persen dalam perdagangan setelah jam kerja pada Rabu pekan ini.

Taruhan Buffett kepada Chubb merupakan hal yang lazim. Perusahaan asuransi Geico, National Indemnity dan General Re semuanya merupakan anak perusahaan Berkshire Hathaway.

Investasi di Chubb menegaskan strategi investasi Berkshire Hathaway selama beberapa bulan terakhir. Tampaknya hal ini telah melipatgandakan investasinya pada perusahaan-perusahaan keuangan seperti Ally Financial, American Express dan Bank of America sambil memangkas investasinya pada produk konsumen.

Pada Februari, Berkshire mengungkapkan menjual 10 juta saham Apple dalam tiga bulan pertama tahun ini, meskipun Apple tetap menjadi investasi terbesar Berkshire. Berkshire juga menjual 80 juta saham perusahaan printer HP pada kuartal keempat tahun 2023, mengurangi kepemilikannya sebesar 78%.

3 dari 3 halaman

Berkshire Hathaway Pangkas Kepemilikan Saham di Apple

Sebelumnya, Perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway memangkas kepemilikan saham di Apple pada kuartal pertama.

Mengutip dari CNBC, ditulis Senin (6/5/2024), dalam laporan keuangan kuartal pertama, Berkshire Hathaway dilaporkan pangkas kepemilikan saham di Apple sekitar 13 persen. Kepemilikan Berkshire Hathaway di Apple sekitar USD 135,4 miliar yang setara 790 juta saham. Meski berkurang, Apple masih perusahaan terbesar di portofolio Berkshire Hathaway pada akhir kuartal ini.

Perusahaan investasi milik Warren Buffett ini telah dua kuartal berturut-turut mengurangi kepemilikan saham di perusahaan produsen iPhone tersebut. Berkshire Hathaway menjual sekitar 10 juta saham Apple pada kuartal IV. Dengan pengajuan ini, Berkshire menjual sekitar 116 juta saham Apple dengan perhitungkan perubahan harga saham Apple.

Menjawab pertanyaan pemegang saham pada pertemuan tahunan Berkshire di Omaha, Buffett menuturkan, penjualan saham Apple tersebut dilakukan dengan alasan pajak menyusul keuntungan yang cukup besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini