Sukses

OJK Bidik Kapitalisasi Pasar Modal di Atas Rp 15.000 Triliun pada 2027

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan soal peta jalan pasar modal Indonesia selama lima tahun ke depan mulai 2023-2027. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya memiliki tujuh program prioritas yang harus dilakukan selama lima tahun di bidang pasar modal, keuangan derivatif dan bursa karbon. 

"Pertama, implementasi pengaturan dan perdagangan karbon melalui bursa karbon," kata Inarno dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Senin (20/11/2023). 

Kedua, kapitalisasi pasar modal ditargetkan pada 2027 lebih besar dari Rp 15.000 triliun dengan persentase kapitalisasi pasar terhadap PDB 70 persen. 

Ketiga, jumlah perusahaan tercatat saham maupun EBUS 1.100 perusahaan. Keempat, rata-rata nilai transaksi harian senilai Rp 25 triliun per hari. 

Kelima, jumlah investor pasar modal lebih dari 20 juta. Keenam, nilai dana kelolaan industri pengelolaan investasi sebesar Rp 1.000 triliun.  "Ketujuh, pengembangan produk derivatif di Bursa Efek," kata dia. 

Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia terhadap PDB Masih Tertinggal dari Negara ASEAN Lainnya

Sebelumnya diberitakan, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memaparkan kapitalisasi pasar tertinggi mencapai angka Rp 9.500 triliun atau USD 600 miliar artinya 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

Kapitalisasi pasar terhadap PDB tersebut jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia masih jauh tertinggal. 

"Walaupun 50 persen market kapitalisasi pasar modal terhadap PDB nasional, hal itu masih jauh tertinggal dari di atas 100 persen negara-negara ASEAN yang lain,” ujar Mahendra dalam acara peresmian pembukaan Bursa Efek Indonesia Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023, Senin, 2 Januari 2023.

Terkait hal ini, Mahendra turut menjelaskan prioritas OJK ke depan untuk mengisi gelas kosong pasar modal di Indonesia dengan meningkatkan integritas akuntabilitas kredibilitas pasar modal Indonesia.

"Karena dengan begitu maka kita akan mampu mengisi gelas yang kosong masih luas sekali dari populasi Indonesia yang memang sudah mencapai 10,3 juta investor, namun sebenarnya baru 4 persen dari populasi nasional,” ujar Mahendra. 

2 dari 5 halaman

Prioritas OJK

Mahendra menambahkan prioritas ke depan dengan kekuatan perekonomian, daya tahan yang kuat maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi di Indonesia. 

“It’s all about investment, investment, and investment kita harus siap untuk itu dan kita dorong momentum ini,” lanjut Mahendra. 

Selain itu, Mahendra menuturkan Indonesia patut bersyukur di tengah gejolak dan ketidakpastian di banyak negara secara global, kinerja perekonomian Indonesia dan juga cerminan kinerja pasar modal Indonesia pada 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif.

"Bahkan terbaik dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan Asia secara umum tercermin dari kinerja IHSG ditutup 4 persen meningkat dibandingkan tahun lalu,” tutur Mahendra. 

Aktivitas perdagangan pada 2022 juga mengalami kenaikan signifikan frekuensi transaksi harian mencapai 1,31 juta kali. Adapun, sepanjang 2022 terdapat 59 pencatatan saham baru (IPO). 

Sedangkan jumlah investor pasar modal di Indonesia meningkat mencapai 10,3 juta yang artinya 10 kali lipat atau 1000 persen dalam 5 tahun terakhir sejak 2017. 

"Menarik lagi adalah didominasi oleh investor domestik yang sudah mencapai 55 persen dari seluruh investor dan kalau dihitung yang generasi milenial dan generasi Z atau Zilenial gabungannya adalah 58,7 persen,” pungkas Mahendra.

3 dari 5 halaman

Kinerja Pasar Modal Indonesia pada 2022

Sebelumnya mengutip keterangan tertulis BEI, ditulis Senin, 1 Januari 2023, aktivitas pasar modal sepanjang  2022 bertumbuh positif.  Pertumbuhan IHSG 4,09 persen year to date ke posisi 6.850,62 pada Jumat, 30 Desember 2022. Bahkan IHSG sempat menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022.

Sementara itu, kapitalisasi pasar saham pada 28 Desember 2022 mencapai Rp9.509 triliun atau naik 15,2 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 yakni Rp8.256 triliun, dan juga sempat menembus rekor baru sebesar Rp9.600 triliun pada 27 Desember 2022.

Sementara itu, aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu. Rata–rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp13,4 triliun.Demikian mengutip dari keterangan tertulis, BEI.

Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir tahun 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata – rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun lalu

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 28 Desember 2022, ada 59 perusahaan tercatat uang melakukan IPO dan mencatatkan saham di BEI. Total penghimpunan dana melalui IPO saham mencapai Rp 33,06 triliun pada 202. Adapun, 825 perusahaan telah mencatatkan saham di BEI.

4 dari 5 halaman

Kapitalisasi Pasar 70 Saham Emiten ESG di BEI Kuasai 56,87% Total Market Cap Bursa

Sebelumnya, saham-saham perusahaan terbuka yang menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dinilai memiliki pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, karena tidak semata memikirkan keuntungan jangka pendek.

Bahkan, kini kapitalisasi pasar 70 saham emiten ESG di Bursa Efek Indonesia menguasai 56,87% dari total market cap bursa atau senilai Rp 5.407 triliun.

“Perusahaan yang menerapkan praktik ESG umumnya tidak hanya fokus pada pemegang saham mereka semata, tapi juga berbagai pemangku kepentingan yang lebih luas, sehingga perusahaan menjadi terpercaya dan akhirnya semakin banyak menarik pelanggan yang berujung pada peningkatan kinerja perusahaan secara positif,” jelas Direktur Infovesta Utama Parto Kawito dalam acara yang bertajuk “The Rise of ESG Investing in Indonesia” di Pasola, Ritz Carlton Pacific Place, Selasa (27/6).

Parto memaparkan, pertumbuhan kuat dan berkelanjutan tersebut terlihat dari pertumbuhan indeks saham-saham perusahaan ESG yang jauh melampaui IHSG, ataupun saham-saham LQ-45 dan Kompas 100.

Dari empat indeks yang menjadi indikator emiten ESG, pertumbuhan tertinggi terjadi pada indeks 45 saham ESG IDX Kehati dan Indeks Sri Kehati yang masing-masing tumbuh 10,13% dan 9,16% dalam 1 tahun terakhir hingga 16 Juni 2023.

Disusul kemudian indeks ESG Sector Leaders IDX Kehati sebesar 6,9% dan IDX ESG Leaders sebesar 3,24%, sementara IHSG dan saham-saham LQ-45 pada periode yang sama tumbuh minus 4,99% dan 6,46%.

 

 

5 dari 5 halaman

Pertumbuhan Bisnis Emiten ESG

Pertumbuhan bisnis emiten-emiten ESG ini turut mendorong produk Reksa Dana berbasis ESG mencatatkan return (imbal hasil) yang positif, yakni ratarata 12,6% dibandingkan return reksa dana non-ESG yang sebesar 1,27%.

Total saat ini terdapat 33 produk reksa dana berbasis ESG dengan total dana kelolaan sebesaar Rp 4,8 triliun atau merupakan produk reksa dana terbanyak.

Hal ini dirasa positif terhadap upaya-upaya menopang Sustainable Development Goals dan memitigasi risiko global utama yang akan didominasi isu-isu lingkungan dan sosial dalam 10 tahun ke depan.

Meskipun begitu, Parto mengingatkan bahwa investasi ESG saat ini yang meski memiliki peluang baik dari segi tren positifnya maupun adanya dukungan dari pemerintah, juga memiliki beberapa tantangan mendasar.

Parto juga menilai investasi terhadap perusahaan berbasis ESG masih memiliki awareness yang kurang dan keterbatasan perusahaan ESG itu sendiri.

Oleh karena itu, Parto menilai perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk regulasi dari pemerintah dan otoritas agar semakin banyak perusahaan berbasis ESG menawarkan sahamnya di pasar modal. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor keuangan.

    OJK

  • Pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang.

    pasar modal

  • Kapitalisasi Pasar

  • PDB

Video Terkini