Sukses

2 Pinjol Legal Mau Lepas Saham ke Publik

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan ada dua perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjol legal yang akan melepas saham perdana ke publik. Salah satunya grup Akseleran.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut ada dua fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjol legal yang akan melantai di pasar modal. Salah satunya adalah PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL) atau Group Akseleran.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi menuturkan ada dua pinjol legal yang bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Jadi ada 2 perusahaan P2P di pipeline IPO, calon emiten tersebut yang satu yang belum bisa disebutkan, satu lagi karena sudah pre-effective 27 Juni 2023, PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk," kata Inarno dalam RDKB OJK, Selasa (4/7/2023).

Meski demikian, ia belum bisa menyebutkan satu calon emiten lainnya karena belum memasuki masa pre-effective. Terkait emisinya sekitar Rp 300 miliar sampai dengan Rp 360 miliar, namun angkanya tetap tergantung dari bookbuilding.

Sebelumnya, Akselerasi Usaha Indonesia selaku penyedia LPBBTI atau P2P Lending melalui entitas anak dan perusahaan holding bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Mengutip laman e-ipo, perseroan bakal melepas saham sebanyak 2.988.493.800 saham atau 2,98 miliar saham. Angka tersebut mencerminkan 29 persen dari total saham yang dicatatkan. Adapun harga penawaran Rp 100 - Rp 120 per saham dengan masa penjatahan atau book building pada 3-18 Juli 2023.

Dengan demikian, Akselerasi Usaha Indonesia mengincar dana segar maksimal Rp 358,61 miliar. Selain itu, calon emiten dengan kode saham AKSL menunjuk BRI Danareksa Sekuritas dan BCA Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.

Sementara itu, perseroan akan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana saham di antaranya untuk menambah lini usaha baru dengan melakukan akuisisi atas 99,99 persen saham perusahaan pembiayaan PT Pratama Interdana Finance (PIF) sehingga grup usaha perseroan akan dapat menyalurkan pinjaman dengan jumlah ticket size pinjaman per penerima pinjaman yang lebih besar serta melayani segmen yang lebih luas, dan karenanya meningkatkan kinerja penyaluran pinjaman serta kinerja keuangan ke depannya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Akselerasi Usaha Indonesia

Perseroan adalah grup usaha yang melakukan kegiatan pendanaan UKM melalui marketplace lending platform Akseleran sejak Oktober 2017. Perseroan menyediakan produk pinjaman berbasis cashflow seperti invoice financing, PO financing dan inventory financing sebagai solusi atas permasalahan funding gap yang dialami UKM, di mana besar funding gap tersebut mencapai Rp.2.000 triliun per tahunnya.

Hingga Desember 2022, perseroan telah menyalurkan lebih dari Rp.6,5 triliun pinjaman kepada ribuan penerima pinjaman, dengan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) penyaluran pinjaman yang mencapai 96 persen per tahun sejak 2018-2022.

Dari sisi pendanaan, perseroan didukung oleh lebih dari 200.000 pemberi pinjaman retail dan berbagai pemberi pinjaman institusional, termasuk berbagai bank di Indonesia seperti Bank BCA, Bank BRI, Bank OCBC, Bank Mandiri, dan Bank Jtrust. Perseroan juga memiliki tingkat NPL yang rendah sebesar 0,41 persen dari outstanding pinjaman perseroan di akhir Desember 2022.

Dengan tingkat NPL yang rendah dan dukungan pendanaan yang kuat, perseroan memiliki cost of fund yang rendah di sekitar 10-10,5 persen per tahun, hal ini menjadi keunggulan kompetitif yang kuat, serta mendukung perseroan untuk memiliki usaha yang berkelanjutan.

 

3 dari 4 halaman

OJK Sebut 65 Perusahaan Antre IPO di Pasar Modal

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan menyebut di pipeline, masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 69,91 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal pada Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 43 emiten. 

"Penghimpunan dana di pasar modal di Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun," kata Inarno dalam RDKB OJK, Selasa (4/7/2023).

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 27 Juni 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan 419 Penerbit, 156.155 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 896,80 miliar. 

Selain itu, ia menyebut, di tengah pasar keuangan global yang bergerak bervariasi, pasar saham pada Juni 2023 menguat sebesar 0,43 persen mtd ke level 6.661,88 (Mei 2023 melemah 4,08 persen mtd ke level 6.633,26), meski non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,38 triliun mtd (Mei 2023 inflow Rp1,67 triliun mtd). 

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terbesar dicatatkan oleh saham di sektor transportasi dan logistik dan keuangan. Secara ytd, IHSG tercatat melemah sebesar 2,76 persen dengan non-resident membukukan net buy atau aksi beli bersih sebesar Rp16,21 triliun (Mei 2023 net buy sebesar 20,58 triliun ytd).

 

4 dari 4 halaman

Aliran Dana yang Masuk SBN

"Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,96 persen mtd dan 6,48 persen ytd ke level 367,12 (Mei 2023 menguat 1,91 persen mtd dan 5,46 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp22,85 miliar (mtd), namun secara ytd masih tercatat outflow Rp637,86 miliar (ytd)," ujar dia.

Pasar SBN masih melanjutkan tren positif dan membukukan dana masuk investor asing. Hingga 27 Juni 2023, non-resident mencatatkan inflow yang cukup signifikan sebesar Rp17,53 triliun mtd (Mei 2023 inflow Rp6,67 triliun mtd), sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 1,32 bps mtd di seluruh tenor. 

"Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 7,55 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp84,70 triliun ytd," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IPO adalah singkatan dari Initial Public Offering.

    IPO

  • Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor keuangan.

    OJK

  • Pinjol adalah singkatan dari pinjaman online.

    pinjol

  • Pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang.

    pasar modal

  • pinjol legal

Video Terkini