Sukses

Kantongi Nilai Sinergi Rp 400 Miliar dari GOTO pada Kuartal I 2023, Telkom Bakal Lanjutkan Investasi

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) akan melanjutkan investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Perseroan berharap menambah value ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berencana melanjutkan investasinya pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Direktur Strategy Portfolio Telkom Indonesia, Budi Setyawan Wijaya juga mengapresiasi kinerja GOTO sepanjang 2022 yang berhasil tumbuh positif dan memberikan nilai sinergi mencapai Rp 1,4 triliun. Pada kuartal I 2023, synergy value mencapai Rp 400 miliar.

"Alhamdulillah tahun kemarin sinergi yang kita dapatkan dari ekosistem digital di GOTO mencapai Rp 1,4 triliun dan itu tumbuh terus dari tahun ke tahun. Nah kita harapkan ini juga akan menambah value juga ke depannya,” ujar Budi dikutip Rabu (31/5/2023).

Pada 2022 GOTO masih mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 39,57 triliun. Angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 21,39 triliun.

Namun, pada kuartal I 2023, perseroan berhasil memangkas rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 3,86 triliun, susut 40,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,47 triliun.

Penyusutan rugi pada kuartal I itu sejalan dengan raihan pendapatan bersih yang naik 122,5 persen menjadi Rp 3,33 triliun hingga kuartal I 2023 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,49 triliun.

Pada tahun ini pula, GOTO menetapkan pedoman EBITDA Grup yang disesuaikan dalam rentang -Rp 5,3 triliun sampai dengan -Rp 4,6 triliun. Keyakinan perseroan didorong dengan perkiraan pengurangan cash burn tahunan sebesar 60-65 persen di tahun 2023.

"Jadi kita sambut baik hasil kinerja GOTO yang positif. Ini juga salah satu yang kita harapkan sebagai investor, di samping itu kita fokus sinergi," imbuh Budi.

Sebelumnya, manajemen Telkom Indonesia menjelaskan investasi pada GOTO bukan hanya sekadar untuk mendapatkan gain.

Melainkan juga sebagai langkah strategis perseroan untuk bekerjasama dengan ekosistem dalam bisnis di sektor digital. Perseroan juga masih akan investasi di perusahaan rintisan (startup) yang dilakukan dengan sangat selektif. Di mana Telkom tidak hanya mempertimbangkan dari sisi valuasi, tetapi juga sinerginya.

 

Update:

Ada koreksi perubahan nilai sinergi menjadi Rp 1,4 triliun dari sebelumnya Rp 1,6 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Telkom Indonesia Tebar Dividen Rp 16,6 Triliun, 80 Persen dari Laba 2022

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) telah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 30 Mei 2023. Pada rapat tersebut, pemegang saham perseroan menyetujui pembagian dividen senilai Rp 16,6 triliun atau Rp 167,6 per saham.

Besaran dividen itu setara 80 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022. "RUPST menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 16,6 triliun atau 80 persen dari perolehan laba bersih tahun buku 2022. Dividen itu mengalami pertumbuhan sebesar 11,7 persen dari tahun sebelumnya," ungkap Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah dalam konferensi pers usai RUPST Telkom Indonesia, Selasa (30/5/2023).

Dividen tersebut akan dibayarkan paling lambat pada 5 Juli 2023 bagi pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada penutupan perdagangan 13 Juni 2023. Adapun sisa laba bersih sebesar 20 persen atau Rp 4,2 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan.

Sepanjang 2022, Telkom membukukan pendapatan Rp 147,30 triliun, naik 2,86 persen dari periode 2021 sebesar Rp 143,2 triliun. Sayangnya, laba perseroan justru susut 16,18 persen menjadi Rp 20,75 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 24,7 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Susunan Pengurus

Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham dasar turun menjadi 209,49 pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 249,94. Selain pembagian dividen, pemegang saham menyetujui perubahan susunan manajemen melalui pengangkatan Silmy Karim sebagai Komisaris perseroan dan Honesti Basyir sebagai Direktur.

Sehingga susunan manajemen menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris Telkom

  • Komisaris Utama/Komisaris Independen: Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
  • Komisaris Independen: Wawan Iriawan
  • Komisaris Independen: Bono Daru Adji
  • Komisaris Independen: Abdi Negara Nurdin
  • Komisaris: Arya Mahendra Sinulingga
  • Komisaris: Marcelino Pandin
  • Komisaris: Ismail
  • Komisaris: Rizal Mallarangeng
  • Komisaris: Isa Rachmatarwata
  • Komisaris: Silmy Karim

 

Dewan Direksi Telkom

  • Direktur Utama: Ririek Adriansyah
  • Direktur Enterprise & Business Service: FM Venusiana R
  • Direktur Digital Business: Muhamad Fajrin Rasyid
  • Direktur Human Capital Management: Afriwandi
  • Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Heri Supriadi
  • Direktur Network & IT Solution: Herlan Wijanarko
  • Direktur Strategy Portfolio: Budi Setyawan Wijaya
  • Direktur Wholesale & International Service: Bogi Witjaksono
  • Direktur Group Business Development: Honesti Basyir

 

4 dari 4 halaman

Bidik Pertumbuhan Pelanggan, Telkom Indonesia Perkuat Bisnis FMC

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membidik pertumbuhan jumlah pelanggan melalui Fixed Mobile Convergence (FMC) atau gabungan dua teknologi yang berbeda antara teknologi seluler dan Wi-Fi menjadi satu bentuk layanan yang terintegrasi dalam satu ponsel. 

"Kita fokus ke enterprise dan solution, untuk awal perwakilan wilayah akan fokus ke consumer. Sampai akhir tahun ini Telkom Indonesia menargetkan FMC bisa menggaet hingga 1 juta pelanggan. Bukan dari yang baru tapi dari cross selling yang di dalam," kata Corporate Communication and Investor Relation Telkom Ahmad Reza saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Dalam kesempatan yang sama, VP Investor Relations Telkom Indonesia Edwin Sebayang menegaskan, pelaksanaan FMC ini bertujuan untuk efisiensi belanja modal (capital expenditure/capex) dan biaya operasional (operational expenditure/opex). Dengan demikian, dia memproyeksikan dalam lima tahun mendatang belanja modal perusahaan bisa dipangkas sekitar 10 persen. Sehingga, belanja modal yang dibutuhkan perseroan berpotensi turun menjadi 22 persen dari total pendapatan perusahaan.

Di sisi lain, ia juga optimis EBITDA maupun pendapatan setiap tahunnya bisa meningkat seiring efisiensi. "Harapan kami adalah kenaikan daripada ebitda ataupun revenue setiap tahunnya,” imbuhnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini