Sukses

Industri Unggas Masih Lesu, Bagaimana Target Charoen Pokphand Indonesia pada 2023?

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) berharap mempertahankan laba pada 2023. Di tengah geliat industri unggas pada awal tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mematok target yang tak muluk-muluk pada 2023. Berkaca pada geliat industri unggas pada awal tahun ini, Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Tjiu Thomas Effendy menargetkan laba 2023 minimal sama dengan tahun lalu di kisaran Rp 2,9 triliun.

"Dengan situasi saat ini, perusahaan menargetkan untuk setidaknya mempertahankan profit yang telah dicapai pada 2022. Walaupun di kuartal I 2023 kelihatannya sangat kurang baik, sehingga banyak hal yang harus direncanakan," kata Thomas dalam paparan publik, Senin (22/5/2023).

Sepanjang 2022, penjualan Charoen Pokphand naik 9,9 persen menjadi Rp 56,86 triliun dari tahun 2021 yang sebesar Rp 51,69 triliun. Sayangnya, raihan laba untuk periode yang sama tak berjalan seiring. Di mana perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,94 triliun.

Raihan itu turun 19,03 persen dibandingkan laba 2021 sebesar Rp 3,63 triliun. Thomas sendiri masih optimis dengan prospek industri unggas di Indonesia.

Dalam catatannya, unggas disebut sebagai salah satu sumber protein yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging sapi atau daging kambing. untuk itu, produk unggas menjadi salah satu substitusi yang dari sisi ekonomi relatif lebih terjangkau.

"Jadi tentu kami melihat bahwa secara fundamental, industri ini masih sangat menjanjikan... Jadi kita harapkan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari tahun-tahun ke depan, kami optimis industri ini masih akan memberikan prospek yang baik," imbuh Thomas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Absen Tebar Dividen

Sebelumnya, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) memutuskan untuk mengalokasikan seluruh laba tahun buku 2022 sebagai dana cadangan. Artinya, perseroan tidak mengalokasikan sebagian laba 2022 untuk dibagikan sebagai dividen.

Keputusan ini telah disepakati pemegang saham perseroan dalam rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Senin 22 Mei 2023.

"Dalam rapat umum pemegang saham yang baru kita selesaikan bahwa Charoen Pokphand Indonesia untuk tahun ini kami putuskan tidak membagikan dividen. Sehingga seluruh keuntungan akan dialokasikan menjadi dana cadangan," kata Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Tjiu Thomas Effendy dalam paparan publik usai RUPST perseroan, Senin (22/5/2023).

Sepanjang 2022, penjualan Charoen Pokphand naik 9,9 persen menjadi Rp 56,86 triliun dari tahun 2021 yang sebesar Rp 51,69 triliun. Sayangnya, raihan laba untuk periode yang sama tak berjalan seiring. Di mana perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,94 triliun.

Raihan itu turun 19,03 persen dibandingkan laba 2021 sebesar Rp 3,63 triliun. Thomas menambahkan, geliat industri perunggasan hingga tiga bulan pertama tahun ini masih lesu. Sehingga perseroan perlu mempertimbangkan kesehatan keuangan sembari menunggu sektor unggas kembali menggeliat agar tetap dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

"Kita melihat situasi awal tahun ini di mana industri perunggasan kurang favorable untuk kuartal I 2023. Kita juga melihat bahwa ke depan kita butuh keadaan keuangan yang lebih kuat untuk bisa memberikan manfaat yang lebih baik kepada pemegang pemegang saham. Sehingga kami putuskan untuk tidak membagikan dividen pada tahun ini," imbuh dia.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 22 Mei 2023, saham CPIN melonjak 2,11 persen ke posisi Rp 5.075 per saham. Saham CPIN dibuka stagnan Rp 4.970 per saham. Saham CPIN berada di level tertinggi Rp 5.275 dan terendah Rp 4.970 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.598 kali dengan volume perdagangan 224.011 lot saham. Nilai transaksi Rp 115,4 miliar.

3 dari 4 halaman

Charoen Pokphand Kantongi Pinjaman Sindikasi Rp 8,9 Triliun dari Bank DBS Indonesia Cs

Sebelumnya, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) telah menandatangani fasilitas kredit sindikasi bergulir (syndicated revolving credit facilities) senilai USD 200 juta atau sekitar Rp 2,99 triliun (asumsi kurs Rp 14.978 per dolar AS) dan Rp 6 triliun yang difasilitasi oleh 22 bank.

PT Bank DBS Indonesia berperan sebagai salah satu co-coordinator dan lender untuk transaksi ini. Transaksi serupa dijalankan secara reguler oleh Charoen Pokphand Indonesia dan kerja sama ini merupakan transaksi kedelapan perseroan untuk mendukung kebutuhan umum perusahaan.

Dalam perjalanannya, Bank DBS Indonesia menjalin relasi yang baik dengan Charoen Pokphand dan sudah berpartisipasi sejak transaksi sindikasi pertama pada 2007.

Corporate Banking Head, PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan, sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif (purpose-driven bank), Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi positif bagi masyarakat, termasuk dalam pemberian pinjaman sindikasi kepada Charoen Pokphand.

"Peran Bank DBS Indonesia sebagai co-coordinator dalam pemberian pinjaman kepada CPIN kali ini mendorong kami untuk melakukan kolaborasi strategis serupa di berbagai industri guna memberikan dampak positif bagi industri, masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Jumat (8/7/2022).

Beroperasi secara komersial sejak 1972, perseroan bergerak dalam bidang pakan ayam, pengembangbiakan dan budidaya ayam pedaging beserta pengolahannya, dan produksi makanan olahan.

Selain itu, Charoen Pokphand juga melakukan pelestarian ayam termasuk unit cold storage, penjualan pakan unggas, ayam, dan bahan dari sumber hewani di Indonesia.

Kerja sama antara CPIN dan Bank DBS Indonesia ini dilakukan untuk menumbuhkan serta mengukuhkan posisi CPIN sebagai pelaku usaha unggas yang paling terintegrasi secara vertikal (vertically-integrated poultry player) di Indonesia.

4 dari 4 halaman

Kolaborasi Strategis

"Peran Bank DBS Indonesia sebagai co-coordinator dalam pemberian pinjaman kepada CPIN kali ini mendorong kami untuk melakukan kolaborasi strategis serupa di berbagai industri guna memberikan dampak positif bagi industri, masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Jumat (8/7/2022).

Beroperasi secara komersial sejak 1972, perseroan bergerak dalam bidang pakan ayam, pengembangbiakan dan budidaya ayam pedaging beserta pengolahannya, dan produksi makanan olahan.

Selain itu, Charoen Pokphand juga melakukan pelestarian ayam termasuk unit cold storage, penjualan pakan unggas, ayam, dan bahan dari sumber hewani di Indonesia.

Kerja sama antara CPIN dan Bank DBS Indonesia ini dilakukan untuk menumbuhkan serta mengukuhkan posisi CPIN sebagai pelaku usaha unggas yang paling terintegrasi secara vertikal (vertically-integrated poultry player) di Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.