Sukses

Indo Tambangraya Megah Bakal Terjun ke Bisnis Nikel

Emiten batu bara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan masuk ke sektor nikal untuk mendukung kendaraan listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten batu bara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) bakal terus menggenjot diversifikasi bisnis di luar segmen batu bara. 

Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor Yulius Kurniawan Gozali mengatakan, pihaknya akan terjun ke sektor pertambangan nikel guna mendukung ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV). 

"Kami akan masuk ke sektor nikel, mineral lain yang bisa mensupport kendaraan listrik," kata Yulius kepada awak media, Rabu (17/5/2023).

Selain itu, Indo Tambangraya Megah juga berencana akan melakukan akuisisi perusahaan nikel ke depannya. Hingga saat ini, perseroan tengah melakukan diskusi dengan perusahan nikel yang potensial. 

Di sisi lain, ia juga mengaku, perseroan mendapatkan dukungan dari Banpu Minerals (Singapore) Pte Ltd selaku pemegang saham pengendali ITMG dalam melakukan diversifikasi bisnis ke sektor pertambangan nikel.

Dengan demikian, Indo Tambangraya Megah mengincar pertambangan potensial untuk bisa menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik yang dibutuhkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indo Tambangraya Megah Incar Produksi Batu Bara 17 Juta Ton pada 2023

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan produksi batu bara mencapai 17 juta ton pada tahun ini. Target itu lebih tinggi dari realisasi produksi batu bara tahun lalu sebesar 16,6 juta ton.

"Untuk tahun 2023, perusahaan menargetkan volume produksi antara 16,6-17,0 juta ton dengan volume penjualan sebesar 21,5-22,2 juta ton," ungkap Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Mulianto dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2023).

Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 20 persen harga jualnya telah ditetapkan dan 45 persen mengacu pada indeks harga batubara. Sedangkan sisa 35 persen belum terjual.

Sepanjang 2022, perusahaan memproduksi batu bara sebanyak 16,6 juta ton di tengah curah hujan yang tinggi. Sementara itu, volume penjualan tercapai sebanyak 18,9 juta ton, yang dipasarkan ke Tiongkok 5,9 juta ton, Indonesia 4,2 juta ton, Jepang 2,9 juta ton, Filipina 1,5 juta ton, India 1,1 juta ton, negara-negara lain di Asia Pasifik, dan Eropa.

Pada periode tersebut, perusahaan mencatat penguatan perolehan rata-rata harga jual batu bara sebesar USD 192 per ton, naik 86 persen dari USD 103 per ton pada tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan ini memungkinkan Perusahaan untuk membukukan penjualan bersih sebesar USD 3,6 miliar atau 75 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Marjin laba kotor naik dari 44 persen menjadi 52 persen pada tahun ini di tengah kenaikan harga bahan bakar global, kenaikan royalti, dan berbagai ketidakpastian serta tantangan sepanjang 2022.

"Seiring dengan kenaikan perolehan rata-rata harga batu bara, Perusahaan mencatat penguatan arus kas dengan EBITDA mencapai USD 1,8 miliar selama tahun 2022, naik 101 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih naik 152 persen dari USD 475 juta pada 2021 menjadi USD 1,2 miliar pada 2022,” beber Mulianto.

Dengan menerapkan manajemen kas yang bijak, Perusahaan berhasil mempertahankan neraca yang semakin solid. Hingga pada akhir Desember 2022, total aset perusahaan tercatat sebesar USD 2,6 miliar dengan total ekuitas USD 2,0 miliar.

Sejalan dengan arus kas dan EBITDA yang semakin menguat, Perusahaan juga memiliki posisi kas dan setara kas yang solid sebesar USD 1,4 miliar. Adapun laba bersih per saham dibukukan sebesar USD 1,07 per saham.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2022. Pada periode tersebut, Indo Tambangraya Megah mencatatkan kenaikan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Melansir laporan keuangan perseroan, Kamis (23/2/2033), pendapatan bersih perseroan hingga akhir tahun lalu tercatat sebesar USD 3,64 miliar atau sekitar Rp 55,26 triliun (kurs Rp 15.196,55 per USD). Pendapatan tersebut naik 75,09 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 2,08 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 1,74 miliar dari USD 1,16 miliar pada 2021. Meski begitu, perseroan masih dapat mengantongi laba kotor sebesar USD 1,89 miliar, naik 106,69 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 916,53 juta.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar USD 169,76 juta, beban umum dan administrasi USD 41,91 juta, dan beban keuangan 3,34 juta. Lalu penghasilan keuangan USd 8,86 juta serta beban lain-lain USD 143,44 juta. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,24 triliun.

Laba itu naik 152,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 475,57 juta. Sehingga laba per saham dasar menjadi USD 1,07 dari sebelumnya USD 0,43. Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar USD 2,64 miliar, naik dari posisi akhir 2021 sebesar USD 1,67 miliar.

Liabilitas ikut naik menjadi USD 689,9 juta dari USD 464,68 juta pada Desember 2021. Ekuitas sampai dengan Desember 2022 juga naik signifikan menjadi USD 1,95 miliar dari posisi Desember 2021 sebesar USD 1,2 miliar.

Pada perdagangan saham Kamis, 23 Februari 2023, saham ITMG naik tipis 0,91 persen ke posisi Rp 35.900 per saham. Saham ITMG naik 225 poin ke posisi Rp 35.800 per saham. Saham ITMG berada di level tertinggi Rp 36.325 dan terendah Rp 35.725 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.049 kali dengan volume perdagangan 35.228 saham. Nilai transaksi harian Rp 126,7 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Tebar Dividen 2022

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 30 Maret 2023. Dalam rapat tersebut, pemegang saham penetapan dividen tunai sebesar USD 774 juta atau sekitar Rp 11,65 triliun (kurs Rp 15.055,2 per USD).

Besaran itu setara dengan rasio pembayaran sebesar 65 persen dari laba bersih Indo Tambangraya Megah Tahun Buku 2022 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Perseroan sebesar USD 1,2 miliar. Sebesar USD 299,5 juta atau setara dengan Rp 4.128 per saham telah didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen interim tunai pada 22 November 2022 sesuai dengan Keputusan Sirkular Direksi diluar Rapat Direksi yang berlaku efektif pada 31 Oktober 2022 setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada tanggal yang sama.

"Sisanya sebesar USD 474,6 juta atau setara dengan Rp 6.416 per saham berdasarkan kurs JISDOR Bank Indonesia tertanggal 27 Februari 2023 akan didistribusikan dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham pada 18 April 2023 dengan recording date 12 April 2023,” ungkap Head of Corporate Communications Indo Tambangraya Megah Diana Yultiara dalam keterangan resmi, Kamis (30/3/2023).

Sisa keuntungan bersih perseroan akan ditambahkan pada laba ditahan guna mendukung bisnis perseroan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.