Sukses

IHSG Berpeluang Sentuh 7.000 pada Februari 2023, Apa Pendorongnya?

Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi IHSG berpeluang ke 7.000 pada 2023. Sejumlah sektor saham akan bayangi IHSG terutama keuangan dan barang konsumsi.

Liputan6.com, Jakarta - Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta menilai inflasi global dan nasional dapat terjaga sehingga baik bank sentral AS atau the Fed maupun Bank Indonesia menunjukkan sinyal kenaikan suku bunga akan lebih ditahan. 

Dengan iklim yang lebih kondusif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai stabil menguat sejak awal tahun diprediksi akan melanjutkan penguatan.

Meski demikian, IHSG mengalami koreksi 0,17 persen pada Januari 2023. Hal itu disebabkan oleh aksi profit taking.

"Investor mencermati kebijakan Tiongkok reopening, investor shifting investasi di perusahaan Tiongkok karena low valuation (valuasi rendah)," kata Nafan dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas, Kamis (9/2/2023).

Namun, secara teknikal, indikator stochastic dan RSI yang masih positif membuat prediksi IHSG akan konsolidasi bullish dengan rentang pergerakan 6.816-7.000 untuk Februari. 

"Dari enam sektor yang masih underperform indeks, sektor yang memiliki potensi terbesar untuk outperform IHSG yaitu keuangan dan barang konsumsi cyclical," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Research Analyst Mirae Asset, Robertus Hardy mengatakan, kondisi ekonomi tahun ini masih akan positif bagi sektor otomotif dan telekomunikasi dibanding sektor lain. 

Untuk sektor telekomunikasi, ia menyebutkan, belanja komunikasi dan data masyarakat akan bertumbuh pada tahun pemilu dan masa persiapannya seperti sekarang. 

Bagi para investor, Robertus merekomendasikan trading buy saham TLKM dengan target harga Rp 4.500 per saham.

“Untuk sektor otomotif, tahun politik biasanya akan memicu peningkatan mobilisasi masyarakat, ditambah potensi adanya insentif rencana pemberian subsidi dari pemerintah bagi motor dan mobil listrik yang membuat kami optimis sektor tersebut dapat menjadi pilihan di tengah tahun politik dan ancaman inflasi," ujar Robertus.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mirae Asset Sekuritas Prediksi IHSG 7.880 pada 2023

Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi pertumbuhan bursa saham masih sama dengan prediksi pada akhir tahun lalu dengan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 7.880 pada 2023, tumbuh sekitar 15 persen dari dari posisi akhir 2022. 

"Ekspektasi IHSG untuk 2023 di level 7.880," kata Senior Investment Information Mirae Asset, Martha Christina dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Selasa (10/1/2022).

Martha prediksi, sepanjang Januari, indeks saham utama domestik itu dapat mencapai 6.953 berdasarkan analisis teknikal. 

"Kami memprediksi pergerakan IHSG akan terbatas bulan ini dengan support-resistance IHSG pada rentang 6.739-7.084, terutama karena investor kami prediksi wait and see terhadap data ekonomi makro," kata dia.

Selain itu, investor juga masih akan memperhatikan nilai jual bersih asing yang sudah mencapai 1,7 triliun pada pekan pertama Januari, menyusul Rp 20 triliun sepanjang Desember.

Bagi investor, Martha memilih dua sektor saham, yaitu perbankan dan barang konsumsi. Kedua saham sektor tersebut bisa dipertimbangkan untuk saat ini.

 

 

3 dari 3 halaman

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham, Martha memilih saham, seperti BBCA dengan target harga Rp 10.100 per saham, BBRI dengan target harga Rp 6.100 per saham, BMRI dengan target harga Rp 12.300 per saham, BBNI dengan target harga Rp 12.500 per saham, INDF, MYOR, dan ICBP dengan target harga Rp 12.100 per saham.

Dalam ksempatan yang sama, Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta, mengatakan faktor ekonomi makro yang sedang ditunggu-tunggu investor dalam waktu dekat adalah keputusan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) pada awal Februari. 

 “Saat ini, berdasaarkan data yang dikompilasi CME dan Bloomberg, mayoritas pelaku pasar global memprediksi suku bunga acuan Fed Fund Rate akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,5 persen -4,75 persen dari posisi saat ini 4,25 persen-4,5 persen,” kata Nafan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.