Sukses

IHSG Betah di Zona Merah, Saham Emiten Bank Terlaris Hari Ini 31 Januari 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada Selasa, (31/1/2023). Sektor saham kesehatan memimpin koreksi.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham, Selasa (31/1/2023). IHSG betah di zona merah seiring mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham kesehatan.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,48 persen ke posisi 6.839,34. Indeks LQ45 anjlok 0,95 persen ke posisi 936,48. Mayoritas indeks acuan kompak tertekan. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.880,96 dan terendah 6.827,24.

Sebanyak 232 saham menguat dan 287 saham melemah. 193 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.245.934 kali dengan volume perdagangan 18,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.889.

Mayoritas sektor saham tertekan. Sementara itu, indeks sektor saham energi melonjak 0,79 persen, sektor saham basic mendkai 0,11 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,18 persen. Kemudian sektor saham properti menguat 0,27 persen, sektor saham teknologi bertambah 0,36 persen, dan sektor saham infrastruktur naik 0,27 persen.

Sementara itu, sektor saham industri tergelincir 0,10 persen, sektor saham siklikal terpangkas 0,80 persen, sektor saham kesehatan terpangkas 1,07 persen, sektor saham keuangan terperosok 0,25 persen dan sektor saham transportasi anjlok 0,79 persen.

Saham emiten bank teraktif ditransaksikan secara nilai. Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham BBCA ditransaksikan senilai Rp 1,3 triliun, saham BBRI senilai Rp 970,9 miliar, dan saham BMRI sebesar Rp 684,2 miliar.Sementara itu, saham BBNI senilai Rp 534,5 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Top Gainers-Losers pada 31 Januari 2023

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham FMII melambung 24,80 persen

-Saham BIPI melambung 17,11 persen

-Saham SMDM melambung 13,33 persen

-Saham WINE melambung 12,50 persen

-Saham BESS melambung 12,22 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham BMBL melemah 10 persen

-Saham BSBK melemah 7 persen

-Saham AKPI melemah 6,95 persen

-Saham KONI melemah 6,91 persen

-Saham FILM melemah 6,86 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham INDO tercatat 30.644 kali

-Saham BSBK tercatat 29.599 kali

-Saham NICL tercatat 24.761 kali

-Saham BBCA tercatat 23.834 kali

-Saham GOTO tercatat  23.234 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 1,3 triliun

-Saham BBRI senilai Rp 970,9 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 684,2 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 534,5 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 499,3 miliar

3 dari 3 halaman

Bursa Saham Asia Lesu pada 31 Januari 2023

Bursa Saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan saham Selasa, 31 Januari 2023. Investor mencerna data ekonomi dan potensi kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.

Indeks Hang Seng turun 1,75 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai terpangkas 0,42 persen ke posisi 3.255,67. Indeks Shenzhen susut 0,8 persen ke posisi 12.001. Data manufaktur CHINA tercatat 50,1.

Di sisi lain, indeks ASX ditutup ke posisi 7.476. Indeks Nikkei 225 terpangkas 0,39 persen ke posisi 27.327,11. Indeks Topix melemah 0,36 persen ke posisi 1.975,27. Hal ini setelah Jepang melaporkan tingkat pengangguran 2,5 persen pada Desember, sesuai harapan.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 1 persen ke posisi 2.425,08. Indeks Kosdaq bertambah 0,25 persen ke posisi 740,49 setelah Korea Selatan mencatat hasil industri year on year turun 7,3 persen. Rilis data ekonomi tersebut lebih dalam dibandingkan harapan 5,1 persen.

Di sisi lain, IMF juga revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023. Namun, IMF tetap cermati suku bunga tinggi dan invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, investor juga bersiap hadapi data ekonomi Thailand.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.