Sukses

Triniti Land Bidik Dana Rights Issue Rp 133 Miliar, Buat Apa Saja?

PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land akan melakukan rights issue dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 900 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land resmi memperoleh restu Otoritas Jasa Keuangan untuk melaksanakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Perseroan akan mencatatkan aksi korporasi tersebut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Januari 2023 dengan cum date pada 27 Desember 2022.

"Puji Tuhan, akhirnya Perseroan mendapatkan restu dari OJK untuk melaksanakan rights issue pada tanggal 19 Desember 2022 karena corporate action ini sangat penting untuk Perseroan terutama untuk kepentingan ekspansi bisnis perusahaan kedepannya,” ujar Presiden Direktur dan CEO PT Perintis Triniti Properti Tbk, Ishak Chandra, seperti dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Rabu (21/12/2022).

PT Perintis Triniti Properti Tbk akan melakukan rights issue dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 900 per saham. Selain itu, Perseroan juga akan menerbitkan waran dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 1.100 per saham.

Lewat aksi korporasi Ini, Perseroan proyeksi dapat memperoleh dana segar sebesar Rp 133,01 miliar. Perseroan berencana untuk menggunakan dana hasil right issue tersebut untuk melakukan ekspansi dengan alokasi sekitar 32,4 persen dari dana rights issue atau sebesar Rp 43,10 miliar digunakan untuk pengambilalihan lahan berupa tanah di Labuan Bajo seluas 193.400m2 yang dimiliki oleh PT Manggarai Anugerah Semesta (MAS) dengan cara setoran modal dalam bentuk selain uang (inbreng).

 

Sementara itu sebesar 32,7 persen atau sebesar Rp 43,53 miliar akan digunakan untuk pengambilalihan aset berupa tanah di Lampung seluas 93.018m2 dengan cara setoran modal dalam bentuk selain uang (inbreng).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dana Rights Issue

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dan pembayaran utang jangka panjang kepada Pihak-Pihak Terafiliasi, sesuai dengan Prospektus yang telah diterbitkan oleh Perseroan.

Ekspansi yang dilakukan oleh Perseroan ini sejalan dengan strategi jangka panjang Perseroan untuk memulai pengembangan di wilayah luar Jabodetabek.

Selain itu Perseroan juga berencana menerapkan strategi pengembangan dengan berfokus pada pembangunan rumah tapak, Modern Business Park dan hunian-hunian yang berlokasi strategis dan memiliki akses transportasi yang terintegrasi

 Pada penutupan perdagangan Selasa, 20 Desember 2022, saham TRIN melonjak 21,90 persen ke posisi Rp 334 per saham. Saham TRIN dibuka pada posisi Rp 274 per saham.

Saham TRIN berada di level tertinggi Rp 342 dan terendah Rp 268 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.266 kali dengan volume perdagangan 1.377.182 saham. Nilai transaksi Rp 40,6 miliar.

3 dari 4 halaman

Prapenjualan

Sebelumnya, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land membukukan marketing revenue atau prapenjualan sebesar Rp 800 miliar hingga November 2022.

Hasil prapenjualan tersebut naik sekitar 250 persen dari penjualan 2021. Tiga proyek baru menjadi proyek andalan Triniti Land untuk memperoleh prapenjualan antara lain Proyek Sequoia Hills yang merupakan proyek rumah tapak di Sentul. Proyek ini mendukung konsep hijau.

Perseroan juga terus meluncurkan proyek terbaru yang akan menjadi andalan di antaranya Holdwell Business Park yang berlokasi di Lampung.

Proyek 13,5 hektare ini akan menjadi Modern Business Park hijau pertama di Lampung, yang menghubungkan antara Pulau Jawa dan Sumatera. Selain itu, Perseroan juga terus mengembangkan proyek TanaMori, Proyek 246 hektare yang berlokasi di Labuan Bajo untuk menjadi Kawasan pariwisata yang mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Sementara itu, untuk kinerja keuangan hingga September 2022, perseroan meraup penjualan dan pendapatan Rp 129,92 miliar. Penjualan dan pendapatan perseroan naik 5.386 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,36 miliar.

Perseroan dapat mencatatkan pendapatan yang diperoleh dari proyek setelah memulai melakukan serah terima partial unit proyek Collins Boulevard yang dimulai dari Agustus 2022.

Dalam 2 tahun terakhir ini, Perseroan tak bisa mencatatkan pendapatan yang telah diterima sebelum serah terima unit dilakukan karena dampak dari aturan PSAK 72. Diharapkan Perseroan sudah bisa mencatatkan pendapatan lagi mulai kuartal III 2022. Diproyeksi, pendapatan Perseroan akan mulai terkerek sejak akhir tahun 2022.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan Kuartal III 2022

Sebelumnya, Presiden Direktur dan CEO PT Perintis Triniti Properti Tbk, Ishak Chandra mengatakan,sesuai janji, Perusahaan diharapkan dapat mulai membukukan penjualan karena salah satu proyek Triniti Land yaitu Collins Boulevard sudah mulai diserah terimakan ke pelanggan sejak Agustus 2022.

“Diharapkan proses serah terima bisa dijalankan dalam jangka waktu 12 bulan kedepan. Sebagai informasi, ada sekitar Rp 1,4 triliun penjualan yang belum bisa diserah terimakan karena belum dilakukan BAST / Serah terima unit,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Minggu (4/12/2022).

Adapun Perseroan mencatat laba bersih periode atau tahun berjalan Rp 1,59 miliar hingga September 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 34,75 miliar. Namun, perseroan masih mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 11,01 miliar. Rugi ini menyusut dari periode akhir September 2021 sebesar Rp 20,47 miliar.

Perserpan membukukan lonjakan laba bruto dari Rp 698,28 juta hingga September 2021 menjadi Rp 73,09 miliar. Perseroan meraup laba operasional Rp 3,28 miliar hingga akhir kuartal III 2022. Kondisi ini berbeda dari tahun sebelumnya rugia Rp 43,39 miliar.

Melihat kondisi itu, perseroan mencatat rugi per saham dilusi sebesar Rp 2,75 hingga September 2022. Rugi tersebut menyusut dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 3,38.

Perseroan membukukan ekuitas Rp 615,27 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 657,03 miliar. Total liabilitas naik menjadi Rp 1,49 triliun hingga September 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 1,2 triliiun.

Perseroan membukukan aset Rp 2,1 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,87 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 77,2 miliar hingga akhir kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 34,27 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.