Sukses

Wall Street Lesu Tersengat Hasil Laporan Keuangan Target

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 merosot 0,83 persen ke posis 3.958,79

Liputan6.com, New York- Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham, Rabu, 16 November 2022. Koreksi wall street terjadi seiring sentimen investor terhadap rilis laporan keuangan terbaru dari Target yang menekan saham ritel.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 merosot 0,83 persen ke posis 3.958,79. Indeks Nasdaq terpangkas 1,54 persen ke posisi 11.183,66. Indeks Dow Jones turun 39,09 poin atau 0,12 persen ke posisi 33.553,83.

Pergerakan wall street yang melemah ini terjadi setelah Target melaporkan penurunan penjualan seiring tingginya inflasi. Peringatan dari Target tersebut membebani saham sehingga mendorong saham Target turun lebih dari 13 persen, dan catat kinerja terburuk sejak Mei 2022.

Saham Macy’s, Nordstrom, Kohl’s dan Gap juga melemah tajam.Pendiri dan CEO KKM Financial, Jeff Kliburg menuturkan, musim laba ritel yang fluktuatif mendorong investor untuk memilih. Khususnya pada eksposur ritel ada kesenjangan antara ritel besar dan ritel bertema khusus.

Sementara itu, Global Market Strategist Invesco, Brian Levitt mengatakan, ada gambaran campuran seiring data ritel yang dirilis pada hari sebelumnya bertentangan dengan peringatan Target.

“Data penjualan ritel menyarankan konsumen bersedia membelanjakan, terutama pada barang-barang topik besar sementara pemimpin ritel Target memperingatkan musim liburan yang lebih lemah,” tutur dia seperti dikutip dari CNBC, Kamis (17/11/2022).

Ia menambahkan, yang terakhir ini lebih sesuai harapan. Kebijakan moneter yang ketat dirancang untuk membuat orang merasa kurang kaya.

"Idenya adalah untuk memperlambat konsumsi, membiarkan inflasi menjadi moderat. Ironisnya, itu juga akan mengatur panggung untuk pemulihan,” kata dia.

Pergerakan saham telah solid setelah laporan indeks harga konsumen yang lebih baik dari yang ditakuti pekan lalu. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan terbaik pada pekan lalu. Semua rata-rata indeks acuan berada di jalur yang tepat untuk akhiri bulan dengan kenaikan.

“Dalam jangka pendek, pasar mencerna reli baru-baru ini, pasar sangat diperpanjang dan terlambat untuk mundur,” ujar CEO 50 Park Investments Adam Sarhan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Imbal Hasil Obligasi AS

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sementara turun di bawah 3,7 persen. Selisih antara imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun dan terus jatuh lebih dalam ke wilayah negatif. Apa yang disebut pembalikan imbal hasil adalah peringatan resesi.

Pada perdagangan Rabu sore, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sebesar 3,73 persen dan turun menjadi 3,69 persen. Sedangkan imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun berada di posisi 4,35 persen.

“Saya masih berpikir ada lebih banyak risiko penurunan suku bunga dari sini,” kata Ian Lyngen dari BMO.

Ia menuturkan, target selanjutnya untuk imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun adalah 3,55 persen. Imbal hasil bergerak lebih rendah karena harga obligasi naik.

“Dorongan besar di balik reli adalah pasar yang melihat melewati siklus pengetatan saat ini dan mulai tumbuh semakin gelisah tentang potensi kejatuhan yang lebih signifikan karena the Fed terus menegaskan kembali keinginan untuk menaikkan ekonomi ke dalam resesi,” ujar dia.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 15 November 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melanjutkan reli pada perdagangan Selasa, 15 November 2022. Wall street menguat yang didorong inflasi dan laporan lain mengisyaratkan kenaikan harga dapat melambat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 56,22 poin atau 0,17 persen ke posisi 33.592,92. Indeks S&P 500 bertambah 0,87 persen ke posisi 3.991,73. Indeks Nasdaq menanjak 1,45 persen ke posisi 11.358,41.

Rata-rata indeks acuan menguat setelah indeks harga produsen, ukuran inflasi grosir menunjukkan kenaikan 0,2 persen pada Oktober 2022 dibandingkan perkiraan konsensus dari Dow Jones untuk kenaikan 0,4 persen.

Laporan itu muncul setelah data indeks harga konsumen pekan lalu menunjukkan tanda-tanda tekanan inflasi mereda bulan lalu, memicu reli tajam.

“Bacaan Producer Price Index (PPI) tentu menambah lebih banyak bahan bakar bagi mereka yang merasa kita mungkin akhirnya berada pada tren penurunan inflasi,” ujar Head of Model Portfolio Construction Morgan Stanley Global Investment Office, Mike Loewengart dikutip dari CNBC, Rabu (16/11/2022).

Ia menambahkan, pasar menerima penurunan konsumen pekan lalu. “Reaksi awal hari ini tampaknya kurang lebih sama,” tutur dia.

Analis Baird, Ross Mayfied menuturkan, narasi inflasi puncak mendapatkan daya tarik tetapi batasan untuk poros the Federal Reserve (the Fed) masih tinggi.

“Akan ada kegelisahan di bank sentral mengingat kekhawatiran kredibilitas mereka dan keinginan untuk menghindari kesalahan tahun 1970 ( kebijakan stop and start yang memperpanjang inflasi),” ujar dia.

Mayfield menambahkan, hal kecil sudah diletakkan untuk perlambatan dalam kecepatan pengetatan menuju 2023.

 

4 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Indeks Dow Jones dan S&P 500 sempat turun ke zona merah pada perdagangan Selasa sore waktu setempat. Hal ini setelah harga minyak mentah tiba-tiba bergerak lebih tinggi. Harga minyak kemudian mereda dari level tertinggi.

Saham menguat untuk hari ketiga dalam empat hari terakhir. Rata-rata indeks acuan menguat sepanjang November 2022. Indeks Dow Jones naik 2,6 persen, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 3,1 persen dan 3,4 persen.

Di tempat lain, saham ritel juga mengangkat sentimen investor. Saham Walmart melonjak setelah perusahaan mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba. Perusahaan juga meningkatkan panduan setahun penuh. Home Depot juga melaporkan hasil yang kuat tetap mempertahankan pedoman selama setahun penuh. Saham Home Depot naik 1,6 persen.

“Laba ritel dimulai dengan awal yang cukup baik, dan dapat berfungsing untuk memperkuat narasi yang lebih luas tentang ketahanan konsumen dan ketatnya pasar tenaga kerja,” tutur dia.

Ia menilai, laba sangat penting dari sini, kecepatan dan luasnya perlambatan laba menentukan langkah berikutnya untuk saham.

Sementara itu, Taiwan Semiconductor, Louisiana-Pacific dan Paramount juga melonjak setelah pengajuan peraturan menunjukkan Berkshire Hathaway telah membeli saham tersebut dan meningkatkan kepemilikannya.

Musim laporan keuangan berlanjut pekan ini dari perusahaan ritel antara lain dari Target, Lowe’s, Bath and Body Works, Macy’s, Kohl’s dan Foot Locker.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.