Sukses

Itama Ranoraya Kantongi Kredit Rp 450 Miliar dari Bank Danamon

Fasilitas kredit yang diberikan Bank Danamon tersebut meliputi Kredit Modal Kerja dan sisanya berupa fasilitas Bank Garansi.

Liputan6.com, Jakarta PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), perusahaan yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) mendapatkan fasilitas  kredit Rp 450 miliar dari  PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon). Fasilitas kredit yang diberikan Bank Danamon  tersebut meliputi Kredit Modal Kerja sebesar Rp 300 miliar dan sisanya berupa fasilitas Bank Garansi.  

Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk perluasan pasar, pengembangan produk dan pengembangan SDM. Penandatanganan pemberian fasilitas kredit dilakukan oleh Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) Heru Firdausi Syarif dengan  Business Head Enterprise Banking Bank Danamon Region Jawa Barat Flint Indrawan Kamil di Jakarta, awal Oktober lalu.

Bertindak sebagai penjamin PT Global Dinamika Kencana, selaku pemegang saham terbesar di IRRA.“Dengan dukungan Bank Danamon, IRRA dapat terus berkembang maju untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat  Indonesia,” ujar Heru dalam keterangannya, Kamis (20/10/2022).

Menurutnya, peluang pasar produk alat kesehatan (alkes) di Indonesia masih  menjanjikan. Hal itu seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kualitas kesehatan dan bertambahnya jumlah fasilitas layanan kesehatan di Indonesia.Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada tahun 2021, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 3.112  unit dan puskesmas sebanyak 10.260 unit.

Jumlah itu belum ditambah dengan ribuan klinik yang berada di seluruh pelosok negeri.Pertumbuhan jumlah rumah sakit 2021  mencapai 5,17% dibandingkan tahun 2020 (year on year/YoY)).

Pertumbuhan juga diperkirakan masih berlanjut di tahun 2022 ini dan berimbas pada permintaan alat kesehatan. Hingga Juli 2022, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan,  jenis produk alat kesehatan dari luar negeri yang beredar di Indonesia mencapai 154.041 atau sekitar 87,3 %. Sementara  jenis alkes dari  produk lokal yang beredar hanya mencapai 22.422 atau 12,7 % .

Berdasarkan data yang disajikan Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, pertumbuhan sarana produksi alat kesehatan terus meningkat. Dari 193 perusahaan di tahun 2015, telah mencapai 891 perusahaan pada  tahun 2021.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Industri Tumbuh

Dalam lima tahun terakhir, industri manufaktur alat kesehatan dalam negeri tumbuh  sebanyak 698 industri atau meningkat 361,66%. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, saat ini pengeluaran per kapita (expenditure per capita) per tahun Indonesia untuk bidang kesehatan sebesar US$ 112 atau setara Rp 1.568.000. 

Dalam lima tahun ke depan, angka ini diperkirakan akan naik. Minimal mendekati angka pengeluaran per kapita Malaysia sebesar US$ 432 atau setara Rp 6.048.000  per tahunnya.Sementara itu, nilai pasar alat kesehatan di Indonesia telah tumbuh dari sekitar Rp65 triliun di tahun 2016 hingga menjadi Rp85 triliun di tahun 2020, dan melonjak lagi menjadi  sekitar Rp94 triliun pada tahun 2021.

Melihat trennya, pertumbuhan itu akan terus berlanjut di tahun 2022 ini. Berdasar catatan BPS, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mencapai Rp59,88 triliun pada kuartal I/2022.

PDB industri tersebut  tumbuh 6,47% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya  (year on year/YoY).  Pertumbuhan yang terjadi pada sektor alat kesehatan  menjadi pendorong bagi Itama untuk meningkatkan penjualan produknya.

Terkait dengan pengucuran kredit dari Bank Danamon, lanjut Heru, pihaknya akan memanfaatkannya untuk pengembangan bisnis. Baik perluasan pasar  maupun pengembangan produk. Penambahan dan pengembangan item-item produk consumer health IRRA,  terutama akan difokuskan pada produk-produk surgical, imaging dan diagnostic yang diperuntukkan bagi pasar rumah sakit.

Untuk keperluan tersebut, Itama menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan alat kesehatan terkemuka. Yang terbaru adalah kesepakatan kerjasama dengan  PT Medtronic Indonesia, produsen peralatan medis berteknologi terkemuka yang beroperasi di lebih dari 150 negara lintas dunia. 

Kerjasama itu mencakup pemasaran dan promosi produk milik Medtronic oleh Itama Ranoraya di pasar  wilayah Indonesia. Produk yang dipasarkan berupa  mesin diatermi generasi terbaru yang penggunaannya mencakup seluruh spesialisasi bedah seperti bedah ginekologi, bedah digestive (saluran cerna), bariatric (obesitas), bedah umum, bedah urologi, bedah THT, dan bedah jantung. 

Sementara rencana perluasan pasar akan diarahkan ke segmen non instansi seperti rumah sakit-rumah sakit swasta dan ritel. Terkait rencana perluasan pasar ini, Itama baru saja merekrut seorang direktur komersial baru  yang memiliki pengalaman panjang di dunia ritel alat kesehatan. Nama direktur komersial baru ini akan segera diumumkan dalam RUPS November mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.